Dan mungkin yang paling penting bagi non-ilmuwan, Hasselmann mengembangkan metode untuk mengidentifikasi fenomena alam mana dan aktivitas manusia mana yang meninggalkan jejak pada iklim global kita.
"Metodenya telah digunakan untuk membuktikan bahwa peningkatan suhu di atmosfer disebabkan oleh emisi karbon dioksida manusia," tulis Komite.
Kemudian pada 1980-an, Giorgio Parisi menemukan "pola tersembunyi dalam materi kompleks yang tidak teratur".
Temuan ilmiah itu berkontribusi pada teori umum sistem kompleks. Pekerjaan Parisi mungkin tampak tidak berhubungan dengan ilmu iklim, tetapi iklim adalah salah satu sistem yang paling kompleks, dan kita menggunakan matematika dan semakin banyak pembelajaran mesin untuk memahaminya dengan lebih baik.
"Penemuan [ini] menunjukkan bahwa pengetahuan kita tentang iklim bertumpu pada dasar ilmiah yang kuat," kata Hanssen.
Mengenal para peraih Nobel lebih dalam Syukuro Manabe adalah ahli iklim dan meteorologi di Universitas Princeton di AS.
Manabe adalah salah satu yang pertama menggunakan pemodelan komputer untuk mempelajari dan mengeksplorasi peran gas rumah kaca dalam mempertahankan dan mengubah struktur termal atmosfer bumi.
Klaus Hasselmann adalah ahli meteorologi di Institut Meteorologi Max Planck di Jerman. Hasselmann tertarik pada ilmu kelautan dan penginderaan jauh iklim bumi dengan teknologi satelit.
Giorgio Parisi dari Sapienza University of Rome, Italia, adalah seorang fisikawan teoretis yang sudah merilis lebih dari 500 makalah ilmiah atas namanya.
Baca Juga: Nobel Fisika 2021 Dimenangkan 3 Ilmuwan yang Berjasa Ungkap Perubahan Iklim
Karya Parisi mencakup teori string, sistem tidak teratur dan ilmu komputer.
Penghargaan berusia 120 tahun
Ini adalah Penghargaan Nobel ke-120. Dan dari waktu ke waktu, komite penghargaan ini memupuk reputasi lewat penetapan amat rahasia dan ketat.
Sangat sering memberikan penghargaan kepada lebih dari satu orang tetapi maksimal tiga orang. Komite Penghargaan Nobel secara tegas mengatakan, jika pada tahun mana pun dianggap tidak ada nominasi yang layak, mereka berhak untuk membiarkan hadiah uang bergulir ke tahun berikutnya.
Pemenang tahun ini menerima hadiah uang tunai 10 juta Krona Swedia (Rp16 miliar), Medali Nobel dan berbagai pernak-pernik lainnya. Tetapi mereka harus menunggu hingga 10 Desember, karena tradisi pembagian hadiah diberikan pada acara jamuan makan malam di Stockholm. (pkp/as)
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Belajar Asuransi Jadi Seru! Chubb Life Luncurkan Komik Edukasi Polistory