- Petani milenial Madiun, Aditya Dwi Saputra, merasakan dampak ekonomi positif dari program Makan Bergizi Gratis.
- Omzet usaha selada hidroponik Aditya meningkat seratus persen setelah memasok ke dapur Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG).
- Kerja sama dengan dapur MBG menciptakan keuntungan pasti dan membuka dua lapangan kerja baru di pertaniannya.
Suara.com - Petani lokal mulai merasakan dampak positif secara ekonomi dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal itu dirasakan Aditya Dwi Saputra, petani milenial yang mengembangkan pertanian hidroponik di Dusun Baliboto, Desa Pucang Anom, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Selama tiga tahun merintis usaha hidroponik, Aditya mengaku hanya mampu memanen sekitar 7 hingga 8 kilogram selada setiap kali panen. Namun, sejak menjadi pemasok sayuran untuk dapur Makan Bergizi Gratis, omzet usahanya meningkat hingga 100 persen.
“Saya bekerja sama dengan dua dapur SPPG (Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi). Jika selama ini saya hanya bisa panen 7 sampai 8 kilogram saja, sekarang setiap hari saya bisa memasok 15 kg selada hidroponik per dapur,” kata Aditya di kebun hidroponiknya, Dusun Baliboto, Desa Pucang Anom, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Ia mengatakan, kerja sama dengan dapur SPPG sangat membantu keberlanjutan usaha pertaniannya. Selama ini, Aditya kerap mengalami kesulitan memasarkan sayuran karena harga selada hidroponik yang dijualnya lebih tinggi dibandingkan harga pasar.
Karena mengandalkan kualitas, selada produksinya dijual dengan harga Rp20 ribu per kilogram.
“Dengan bekerja sama dengan SPPG, kami mendapatkan keuntungan yang pasti,” ujarnya.
Seiring meningkatnya permintaan, Aditya mulai merencanakan perluasan kebun hidroponiknya untuk menambah kapasitas produksi. Tak hanya melayani kebutuhan dapur MBG di Madiun, sejumlah SPPG dari kota lain juga mulai menghubunginya.
“Saya sedang mempersiapkan lahan hidroponik untuk produksi pakcoy,” ujarnya.
Peningkatan permintaan sayuran tersebut turut membuka lapangan pekerjaan baru. Saat ini, Aditya telah mempekerjakan dua orang untuk membantu proses pemeliharaan dan pemanenan di kebun hidroponiknya. Ia menyebut kebun baru yang tengah disiapkan juga akan membutuhkan tambahan tenaga kerja.
Baca Juga: Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
“Untuk pemeliharaan dan pemanenan, sekarang ini ada dua orang yang bekerja di kebun,” ujarnya.
Meski permintaan meningkat, Aditya menegaskan akan tetap menjaga kualitas produk sayurannya. Ia juga berkomitmen mempertahankan harga jual selada hidroponik di angka Rp20 ribu per kilogram.
“Kalaupun terjadi kenaikan harga, sampai saat ini saya tetap mematok harga sayuran saya Rp20 ribu per kilogram,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
-
Mekanisme Khusus MBG Saat Libur Nataru: Datang ke Sekolah atau Tak Dapat
-
Bangun SPPG: Kementerian PU Dukung Pemerataan Gizi dan Penguatan Ekosistem Pendidikan Daerah
-
Pilar Ketahanan Gizi Nasional: Membangun Masa Depan dari Infrastruktur SPPG
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Reformasi Polri Tanpa Tenggat? KPRP Bentukan Presiden Akui Masih Meraba Masalah
-
KPK Amankan Uang Rp 400 Juta saat Geledah Rumah Dinas Bupati Indragiri Hulu Ade Agus Hartanto
-
Kejagung Tetapkan Kajari Bangka Tengah Tersangka Korupsi Dana Umat Baznas
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?
-
Jalankan Instruksi Prabowo, Mendagri Tito Mulai Bangun Huntap Korban Bencana Sumatra
-
Mahfud MD Bongkar Borok Polri: Masuk Akpol Pakai Jatah, Mau Jadi Brigjen Mesti Bayar?
-
Jakarta 'Puasa' Kembang Api Tahun Baru 2026, Solidaritas Bencana Sumatra Jadi Alasan Utama
-
Polda Metro Gulung Jaringan Narkoba Jelang Tutup Tahun: 2054 Tersangka Diciduk, 387 Kg Barbuk Disita