Suara.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai persepsi masyarakat terhadap pesantren sebagai pusat pendidikan keagamaan saja sudah semakin berubah. Saat ini, pesantren bukan hanya menjadi tempat mengenyam pendidikan melainkan juga dapat menggerakan perekonomian di lingkungan pesantren serta masyarakat sekitar.
Ma'ruf menyebut pesantren telah melakukan transformasi perannya sesuai dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Dalam legislasi itu ditegaskan tiga fungsi utama pesantren yakni sebagai pusat peng-kaderan pemikir-pemikir agama (center of excellence) atau pesantren sebagai pusat penyiapan ahli agama (I’dadul mutafaqqihina fid-din), sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia (human resources), dan sebagai lembaga yang melakukan pemberdayaan masyarakat (agent of development).
"Melihat ketiga fungsi utama tersebut, maka kebangkitan perekonomian pesantren harus dimulai dari para santri," kata Ma'ruf saat memberikan keynote speech dalam Webinar Internasional dalam rangka Peringatan Hari Santri 2021 secara virtual, Rabu (20/10/2021).
Untuk mendukungnya, pemerintah telah meluncurkan program Santripreneur dan Petani Muda pada Desember 2018. Program tersebut membentuk wirausaha-wirausaha baru di pondok pesantren, termasuk regenerasi petani, dan mengembangkan potensi lahan nonproduktif di pesantren.
Ia menyebut salah satu program santripreneur yang berkembang dengan baik saat ini adalah program santripreneur berbasis UMKM Kelapa Sawit yang telah diluncurkan sejak Oktober 2020 lalu.
Selain itu, untuk mendukung program santripreneur dan menggerakan perekonomian pesantren, pemerintah juga memberikan dukungan berupa Kredit Usaha Rakyat Syariah (KUR Syariah) dan membentuk Bank Wakaf Mikro (BWM) untuk meningkatkan akses permodalan usaha di lingkungan pesantren. Pemerintah juga telah membangun lebih dari 1.000 Balai Latihan Kerja (BLK) untuk mengembangkan keterampilan para santri.
Kemudian, selain upaya yang dilakukan oleh pemerintah, beberapa Pondok Pesantren juga telah melakukan pengembangan usaha di bidang keuangan, pertanian, perikanan, dan pariwisata. Di bidang keuangan, pesantren telah mendirikan Baitul Mal wa Tamwil (BMT), di bidang pertanian berupa penanaman berbagai komoditi sayur mayur dan buah-buahan.
Dengan begitu, Ma'ruf menilai kalau pesantren harus mampu memastikan kualitas produknya sesuai dengan selera pasar sehingga memiliki nilai jual yang kompetitif.
"Guna mendukung upaya tersebut, diperlukan peran pihak terkait untuk membantu usaha pesantren agar lebih berkembang. Dalam kaitan inilah para pengusaha, termasuk pengusaha Nahdliyin, yang telah berkembang dan memiliki jaringan luas kiranya dapat membantu dan memanfaatkan potensi yang dikembangkan di pesantren."
Baca Juga: Ponpes Rubat Mbalong Ell Firdaus Cilacap, Ajarkan Hidup Duniawi dan Akhirat
Berita Terkait
-
Minta Masyarakat Tetap Waspada Meski Covid-19 Mereda, Jokowi: Dunia Penuh Ketidakpastian
-
Merajut Harmoni Dan Menuai Damai Hindu-Islam di Ponpes Bali Bina Insani Tabanan
-
Ponpes Rubat Mbalong Ell Firdaus Cilacap, Ajarkan Hidup Duniawi dan Akhirat
-
Airlangga Tak Ingin Ada Praktik Korupsi Dalam Izin Ekspor Impor
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
Terkini
-
Menteri Pigai: Pembangunan Nasional Tak Cuma Ekonomi, Harus Berbasis HAM
-
Kebakaran Gedung Terra Drone Telan 22 Nyawa, Kemensos Bergerak Cepat Lakukan Asesmen Korban
-
DPR Dorong Status Bencana Nasional, Kesehatan Pengungsi Aceh Kian Memprihatinkan
-
Hasto PDIP: Bencana Alam Tak Lepas dari Korupsi SDA dan Mafia Kekuasaan
-
Kemensos Siapkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal Bencana Sumatra, Kapan Cair?
-
Gempa M 4,7 Guncang Sumbar, BMKG Ungkap Sudah Terjadi 16 Kali Sepekan
-
Sidang Perkara Tata Kelola Minyak, Kerry Riza Bantah Intervensi Penyewaan Kapal Oleh Pertamina
-
Kurangi Risiko Bencana Hidrometeorologi, KLH Dukung Penanaman Pohon di Hulu Puncak
-
Penasihat DWP Kemendagri Tri Tito Karnavian Tegaskan Kualitas Manusia Indonesia: Mulai dari Keluarga
-
Trotoar 'Maut' di Tugu Yogyakarta, Pedestrian Jogja Belum Ramah Difabel