Suara.com - PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom mengungkapkan keuntungan bagi perseroan dalam rencana PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, sebenarnya membawa Mitratel jadi perusahaan publik bisa mengerek nilai valuasi hingga harga saham Telkom.
"Dan tentunya bagi investor sendiri ini akan memperkuat permodalan untuk mengembangkan bisnis lebih lanjut baik organik maupun anorganik," ujar Ririek dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (10/11/2021)
Menurut Ririek, persiapan IPO Mitratel ini dimulai sejak 2020, namun persetujuan dari berbagai pihak pada Juli-Agustus kemarin. Kemudian, manajemen baru mendaftakan pengajuan IPO ke OJK pada September lalu.
"Kemudian mulai ada presentasi ke analis terbatas, kemudian ekspos mini, termasuk merespons komentar OJK kita lakukan di September juga. dan akhirnya kita sudah mendapatkan free effective statement dari OJK itu 25 oktober lalu," jelas dia.
Selanjutnya, tutur Ririek, Mitratel juga melakukan public expose, sekaligus melakukan book building yang diselenggarakan dalam waktu 26 Oktober sampai 4 November.
Setelah itu, tanggal 5 November Mitratel juga telah mengirimkan surat terakhir ke OJK dalam rangka pengajuan IPO tersbeut.
"Jika ini terjadi, secara resmi penawaran saham kita akan lakukan antara 16-18 november, ini penawaran umum. Kemudian 19 november akan ada alokasi final, terakhir proses ini akan ditutup secara resmi masuk kepada listing di bursa menggunakan kode MTEL, ini kita harapkan dapat dilakukan 22 november tahun ini," imbuh dia.
Ririek menambahkan, dalam IPO ini Mitratel menawarkan harga saham di kisaran Rp 775 sampai Rp 975 per lembar saham dengan saham yang dilepas sebanyak 25,54 miliar lembar saham.
Baca Juga: Pegadaian Tawarkan Gadai Saham Hingga Rp20 Miliar Untuk Investor
"Total yang diharapkan adalah 15 sampai 24 triliun dan ini semua akan masuk kepada Mitratel. Alokasi dana yang dihasilkan utamanya akan dilakukan untuk berbagai hal baik untuk capex organik, membangun tower baru, maupun anorganik mengakuisisi tower lain, termasuk tower milik telkomsel, sebagian kecil menambah kebutuhan modal kerja," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Eks Sekretaris MA Nurhadi Didakwa Lakukan TPPU Rp307,5 Miliar dan USD 50 Ribu
-
Kasatgas KPK Diadukan ke Dewas, Benarkah Bobby Nasution 'Dilindungi' di Kasus Korupsi Jalan Sumut?
-
Mardani Ali Sera Dicopot dari Kursi Ketua PKSAP DPR, Alasannya karena Ini
-
Melihat 'Kampung Zombie' Cililitan Diterjang Banjir, Warga Sudah Tak Asing: Kayak Air Lewat Saja
-
Jakarta Dikepung Banjir: 16 RT Terendam, Pela Mampang Paling Parah Hingga 80 cm
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan
-
21 Tahun Terganjal! Eva Sundari Soroti 'Gangguan' DPR pada Pengesahan RUU PPRT: Aneh!
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Jejak Hitam Eks Sekretaris MA Nurhadi: Cuci Uang Rp308 M, Beli Vila-Kebun Sawit Atas Nama Orang Lain
-
Jaksa KPK Ungkap Pertarungan Gengsi dengan Penasihat Hukum di Kasus Hasto Kristiyanto