Lebih lanjut ia juga menyebut bahwa dugaan pemanfaatan para pengungsi oleh Lukashenko untuk mengacaukan Uni Eropa sebagai "cara berpolitik yang sangat buruk."
Seruan untuk lebih menekan Lukashenko
Sementara itu, pemimpin oposisi Belarus yang berada dalam pengasingan Sviatlana Tsikhanouskaya mengatakan kepada DW pada hari Kamis bahwa Jerman dan negara-negara Barat lainnya harus memberikan lebih banyak tekanan ekonomi dan politik kepada Lukashenko.
Saat ditanya tanggapannya atas dukungan pemerintah Jerman dan Kanselir Merkel atas perjuangannya, Tsikhanouskaya menjawab bahwa dia "berterima kasih atas dukungan apa pun yang diberikan oleh negara mana pun."
Pada saat yang sama, dia menambahkan bahwa ada "lebih banyak hal yang bisa dilakukan."
"Itu sebabnya kami terus berkomunikasi dengan Bundestag, dengan pemerintah Jerman, mungkin juga dengan pemerintah (Jerman) di masa depan untuk menempatkan Belarus sebagai prioritas dalam kebijakan luar negeri, untuk lebih berani dalam tindakan, lebih berani dalam resolusi," katanya.
Tsikhanoukaya juga telah bertemu dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada hari Kamis untuk membahas apa yang disebut sebagai "serangan hibrida diktator Belarus."
Latar belakang ketegangan UE dan Belarus Dalam pemilihan presiden tahun lalu, Lukashenko mengalahkan Tsikhanouskaya, dengan kemenangan telak.
Namun negara-negara Barat menganggap kemenangan ini tidak sah dan penuh laporan tentang terjadinya kecurangan.
Baca Juga: Warga Lokal Bingung atas Krisis Migran di Perbatasan Belarus-Polandia
Sejak itu, Lukashenko telah merepresi kelompok oposisi dan media. Pemilihan kontroversial itu, ditambah pula pendaratan paksa atas perintah negara terhadap maskapai asal Irlandia Ryanair di wilayah udara Belarus pada bulan Mei, telah menyebabkan krisis antara UE dan Minsk.
Lukashenko mengatakan pada hari Kamis bahwa ia berpotensi menghentikan transit gas alam ke Eropa jika UE menerapkan sanksi tambahan, tapi Tsikhanouskaya ragu ia akan benar-benar melakukannya. ae/vlz (AFP, Reuters, dpa)
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
Terkini
-
Patut Diacungi Jempol, Perempuan Ini Berani Tegur Oknum Polisi Usai Jadi Korban Catcalling
-
Nasib Sahroni-Nafa Urbach hingga Uya Kuya di Ujung Tanduk, MKD DPR Resmi Gelar Sidang
-
Blak-blakan Prabowo: Ini Tugas Utama yang Saya Berikan ke Kapolri Sejak Hari Pertama!
-
Komisioner KPU Kena Sanksi Jet Pribadi: DPR Turun Tangan, Ini yang akan Dilakukan!
-
Borok 'Wakil Tuhan' Terkuak! 3 Hakim Pemutus Vonis Lepas Korupsi CPO Dituntut 12 Tahun Penjara
-
Bobby Nasution: Intervensi Harga Cabai Merah Semata-mata untuk Kepentingan Masyarakat
-
Mendikdasmen Soroti Fenomena 'Xenomania', Sebut Anak Muda Lebih Bangga Bahasa Asing
-
DPR Hormati Sanksi DKPP untuk KPU Soal Jet Pribadi: Harus Sensitif pada Publik!
-
Geger Dugaan Korupsi Whoosh, Mahfud MD Sentil KPK: Dugaan Saya Takut, Entah Pada Siapa
-
11 Jenderal 'Geruduk' Kantor Mahfud MD, Desak Reformasi dan Kembalikan Kepercayaan Polri