Suara.com - Seorang pemimpin gereja besar yang berbasis di Filipina didakwa atas perdagangan seks dengan beberapa pejabat tinggi yang didukung oleh dana pendonor AS.
Apollo Carreon Quiboloy berjulukan 'Anak Tuhan' ini adalah pemimpin dan pendiri Kerajaan Yesus Kristus (KOJC), gereja The Name Above Every Name yang cukup besar di Filipina.
Bersama dengan beberapa administratornya yang berbasis di Los Angeles, ia berkonspirasi untuk terlibat dalam perdagangan seks dengan kekerasan, penipuan, dan paksaan dan perdagangan seks anak.
Dakwaan pengganti yang dibuka pada hari Kamis menuduh Quiboloy dan dua administrator lainnya merekrut perempuan dari usia 12 hingga 25 tahun sebagai asisten pribadi yang disebut "pastoral".
Tugas mereka adalah memasak dan bersih-bersih, memberi pijatan dan berhubungan seks dengannya dalam "tugas malam". KOJC mengeklaim memiliki jutaan anggota di Filipina dan jutaan lainnya di negara lain.
Dakwaan secara khusus menyebutkan lima korban perempuan, tiga di bawah umur, yang direkrut mulai tahun 2002 hingga setidaknya 2018.
“Terdakwa Quiboloy dan administrator KOJC lainnya mengatakan kepada pastoral bahwa melakukan 'tugas malam' adalah 'kehendak Tuhan' dan hak istimewa, serta demonstrasi yang diperlukan dari komitmen pastoral untuk memberikan tubuhnya kepada terdakwa sebagai 'Anak Tuhan yang Ditunjuk'”.
Para pastor yang menolak keras pada tugas malam diberitahu "bahwa mereka memiliki iblis dalam diri mereka dan mempertaruhkan hukuman kekal, menurut dakwaan dan mereka yang mencoba meninggalkan gereja atau tidak dapat melakukan tugas malam diancam dan disiksa secara fisik oleh Quiboloy.
Para pastoralyang taat akan dihadiahi makanan enak, kamar hotel mewah, jalan-jalan dan pembayaran tunai tahunan berdasarkan kinerja yang semuanya dibayar dengan uang yang diminta oleh pekerja KOJC di AS.
Baca Juga: Anggota Parlemen Inggris Tewas Ditikam di Gereja, PM Inggris Ikut Melayat
Dua lagi administrator KOJC ditangkap Kamis – Bettina Padilla Roces, 48 tahun yang juga dikenal sebagai “Kuki”, ditangkap di Reseda karena diduga menangani masalah keuangan untuk gereja.
Satu lagi, Maria De Leon, 72 tahun, pemilik Layanan Dokumen Hukum Liberty yang berbasis di Koreatown, yang menurut jaksa memproses pernikahan palsu dan dokumen terkait imigrasi untuk pekerja KOJC.
Penyelidikan terhadap KOJC sedang berlangsung dan FBI mengatakan mungkin ada lebih banyak calon korban.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal