Suara.com - Markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, dikunci selama beberapa jam pada Kamis (02/12), setelah seorang pria dengan senapan terlihat mondar-mandir di salah satu gerbang utama gedung.
Kepala Operasi Khusus NYPD, Harry Wedin, mengatakan pria yang membawa senapan yang terisi dan terlihat mondar-mandir di salah satu gerbang utama markas besar PBB di New York, Amerika Serikat, berusia 60-an.
Pihaknya juga sudah menahan pria tersebut sekitar pukul 13.40 waktu setempat, tiga jam setelah dia pertama kali terlihat di luar pos pemeriksaan keamanan PBB di First Avenue Manhattan.
Dia kemudian dibawa ke rumah sakit untuk dievaluasi. Pistol itu diisi dengan satu peluru, kata Wedin.
Pria itu juga membawa tas dan memberikan dokumen kepada polisi, termasuk surat medis, yang katanya ingin dikirim ke PBB.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan "sebagai bagian dari negosiasi dengan NYPD, pria itu mengatakan bahwa dia ingin memberikan beberapa dokumen terlebih dahulu kepada PBB.”
"Petugas keamanan kami mengambil alih surat-surat itu,” kata Dujarric.
"Segera setelah pria itu menyerah, kami mengembalikan surat-surat itu ke NYPD. Surat-surat itu tampaknya bersifat medis, tidak ada yang berhubungan dengan PBB."
Polisi cek latar belakang pria pembawa senjata ke PBB
Baca Juga: Cerita di Balik Serangan Umum 1 Maret 1949, Disebar dari Rumah Petani hingga Terdengar PBB
Gerbang yang mengelilingi kompleks PBB sempat ditutup, tetapi setelah mengamankan pria tersebut, polisi menegaskan tidak ada bahaya bagi masyarakat.
Wedin juga mengatakan, jika pria itu tidak pernah menodongkan pistol ke petugas dan tidak terlihat indikasi mengancam untuk menyakiti orang lain.
Wakil Komisaris Pertama NYPD, Benjamin Tucker, mengatakan tidak ada bukti kaitan dengan terorisme, meskipun begitu para detektif sedang mencari nama dan catatan tentang latar belakang pria itu sebagai petunjuk penyelidikan.
"Pada dasarnya dia ingin PBB menerima dokumennya, yang pada akhirnya adalah apa yang kami sepakati, yaitu memberikan dokumen-dokumen itu kepada PBB, dan dia berkata jika kami bisa melakukan itu, dia akan meletakkan senjatanya dan itulah yang terjadi," kata Tucker mengatakan kepada wartawan di luar markas besar PBB.
Tucker menjelaskan, pria itu berkunjung dari Florida dan berjalan ke PBB dari Millennium Hotel, beberapa blok dekat Times Square, tempat dia tinggal sejak Rabu (01/12).
Regu penjinak juga didatangkan untuk mensterilisasi lokasi hotel tempatnya tinggal, tapi tidak menemukan apapun.
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan