Suara.com - Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Spanyol dan United Nations-World Tourism Organization, Muhammad Najib beserta sejumlah Home Staff KBRI, Madrid melakukan survei lapangan ke Toledo untuk melihat dari dekat komunitas tiga agama: Katolik, Yahudi dan Islam.
Menurut rilis yang diterima redaksi Suara.com Selasa (7/12/2021), rombongan mengawali kegiatan dengan salat berjemaah di Masjid Attauba.
Dalam kesempatan itu, Dubes Najib juga bersilaturrahmi ke Takmir Masjid yang diwakili oleh Ali Charane dan Mustafa.
Dalam perbincangan tersebut, Najib meminta informasi tentang toleransi dan saran dari mereka terkait gagasan dialog antarkeyakinan komunitas agama di Spanyol dan Indonesia.
Ia juga mengusulkan perbanyak restoran halal, kemudahan akses tempat salat di tempat-tempat wisata dan hotel yang dilengkapi dengan petunjuk arah kiblat.
Cara ini diyakini akan meningkatkan daya tarik Spanyol sebagai tujuan wisata bagi kelas menengah muslim Indonesia yang jumlahnya terus membesar.
Dari Masjid Attauba, rombongan meninjau secara langsung Santa Iglesia Catedral Primada yang merupakan gereja bersejarah termegah di Toledo dan Sinagoga de Transito juga Museo Sefardà yang berada di sebelahnya.
Kota Toledo dikenal sebagai satu kota dengan tiga budaya yang berbeda, tetapi berhasil membangun harmoni yang sangat dibanggakan oleh bangsa Spanyol.
Setiap tahun mereka merayakannya secara rutin dalam bentuk Parade Corpus Christi yang kemudian mengundang daya tarik dari masyarakat Spanyol yang berasal dari berbagai kota, khusus datang ke Toledo untuk menyaksikannya.
Baca Juga: Duta Besar Prancis Datangi Taman Pintar di Kota Jogja, Ada Apa?
Toleransi antar komunitas beragama di Toledo sering dijadikan percontohan kerukunan yang dibanggakan oleh Pemerintah Spanyol.
Dengan populasi lebih dari 85.400 jiwa, UNESCO menetapkan Toledo sebagai salah satu Situs Warisan Dunia pada 1986.
Sejak abad ke-7, Toledo menjadi pusat transmisi intelektual dari peradaban Islam ke peradaban Eropa. Toledo sendiri dikenal sebagai ibukota Spanyol sebelum Madrid, periode tahun 1519 hingga 1561.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu