Suara.com - Humas Keuskupan Agung Gereja Katedral Jakarta, Susyana Suwadie, mengatakan jumlah jemaat yang dapat mengikuti Misa Natal tatap muka dibatasi hanya 650 orang pada 24 Desember. Kapasaitas yang sama bakal diterapkan pada 25 Desember 2021.
Jumlah tersebut kata Susyana, dibagi di tiga lokasi di dalam gereja, aula atas dan di ruang terbuka yang berada di kawasan gereja.
"Jadi sekarang ini satu kali misa, itu 650. Namun 650 itu dibagi 3 lokasi, 310 di dalam gereja, 210 itu di aula atas, kemudian 130 nya di ruang terbuka di samping," ujar Susyana di Gereja Katedral.
Susyana menuturkan, pembatasan tersebut berdasarkan instruksi dari Keuskupan Agung Jakarta. Meski demikian ada kenaikan jemaat yang boleh datang.
"Ini memang dinaikkan kapasitasnya menjadi 40 persen, tadinya 20 persen," tutur dia.
Susyana memaparkan Misa Natal dilakukan sebanyak tiga kali di pada tanggal 24 dan 25 Desember 2021.
"Prinsipnya adalah satu hari itu online, lalu yang kedua lainya itu hybrid. Jadi itu di pukul 16.00 online, kemudian 17.30 sudah hybrid, nanti pukul 20.00 hybrid. Besok (Sabtu) pukul 09.00 hybrid (disiarkan di TVRI juga) , pukul 11.00 online, namun online pukul 11 disiarkan di kompas TV, kemudian pukul 17.00 sebagai penutup adalah misa hybrid," kata Susyana.
Susyana menegaskan Misa Natal di Gereja Katedral dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dimana pihaknya melalui Satuan Gugus kendali Paroki di bawah Gugus Kendali Keuskupan Agung Jakarta bertugas memastikan semua menjalankan prorokol kesehatan.
Baca Juga: Ibadah Misa Natal di Gereja Katedral
Salah satunya mengatur jemaat yang ingin beribadah baik secara online ataupun tatap muka.
"Jadi kalau dia mau beribadah dia harus umat yang terdaftar. Jadi memiliki seperti nomor daftar NIK katolik, jadi dia harus punya itu dan dalam paroki, nggak boleh melintas antar paroki. Ini gunanya untuk memudahkan tracing," kata Susyana
"Kemudian setelah mendaftar di website Belarasa yang dibuat Keuskupan Agung Jakarta dia mendapatkan barcode lalu di sana ditunjukkan dengan KTP, lalu ada lagi dia harus menggunakan aplikasi peduli lindungi. Lalu juga mencuci tangan di dalam juga tempat duduknya masih dijarakin," sambungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Menperin Dorong Industri Berubah Total, Targetnya Zero Waste dan Efisiensi Tinggi
-
Akses Bireuen-Aceh Tengah Kembali Tersambung, Jembatan Bailey Teupin Mane Resmi Rampung
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
Jadi Biang Kerok Banjir Kemang, Normalisasi Kali Krukut Telan Biaya Fantastis Rp344 Miliar
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar