Suara.com - Elektabilitas Puan Maharani masih jauh di bawah kolega satu partainya, yakni Ganjar Pranowo. Puan bahkan belum bisa menyaingi Ganjar untuk memikat para pemilih PDI Perjuangan.
Berdasarkan hasil survei kolaborasi antara Politika Research and Consulting dan Parameter Politik Indonesia yang dirilis Senin (27/12), Ganjar masih mengungguli Puan. Pemlih PDI Perjuangan sendiri bahkan dalam temuan survei tersebut, lebih menginginkan Ganjar. Begitu juga dengan wilayah-wilayah basis pemilih PDI Perjuangan menjagokan Gubernur Jawa Tengah ketimbang Ketua DPR RI.
Seperti diketahui, belakangan Puan mendapat sorotan dari beragam kalangan. Sebabnya, karena manuver Puan yang dianggap melakukan kampanye sedari dini. Bukan cuma soal ada atau tidaknya niat itu, namun wajah Puan yang terpampang lewat baliho di lokasi terdampak erusi Gunung Semeru turut menuai kontra.
Sebelum di area terdampak erupsi, baliho Puan bertuliskan Kepak Sayap Kebhinekaan sudah lebih dulu mendapat sorotan. Kini baliho dengan tulisan berbeda, yakni Tangismu Tangisku, Ceriamu Ceriaku yang dipasang di area terdampak erupsi lebih-lebih mendapat kritik.
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus berujar Puan tidak memiliki sensitivitas dan juga empati. Padahal, lanjut Lucius, Puan sudah berulang kali dikritik atas pemasangan baliho-baliho bergambar dirinya yang dinilai salah tempat atau tidak pas. Alhasil, politikus PDI Perjuangan itu kini dianggap hanya membuat politik pencitraan lewat pemasangan baliho.
Lucius berpandnagan semestinya baliho memiliki misi politik. Karena itu pemasangannya pun harus dilakukan dengan strategi yang benar. Namun, ia tidak melihat ada strategi yang tepat pada pemasangan baliho bergambar Puan.
Menurutnya, pemasangan baliho Puan justru serampangan dengan memanfaatkan momen semata, bahkan termasuk tempat terdampak bencana alam.
"Jangan pakai politik cowboy. Asal ada momen, sikat aja tanpa memikirkan dampak politisnya itu. Ini yang jadi aneh dari politik baliho politisi seperti Puan ini," kata Lucius.
Bahkan, Lucius menganggap manuver baliho Puan kali ini bisa menjadi senajata makan tuan yang justru akan membunuh tujuan politik Puan itu sendiri.
Baca Juga: Puan Maharani Desak Pemerintah Atasi Lonjakan Harga Bahan Pangan Pokok Jelang Akhir Tahun
"Seolah-olah segala cara digunakan sekalipun cara-cara yang diyakini justru akan membunuh tujuan politik sang politisi," ujar Lucius.
Belakangan pada pekan kemarin, baliho-baliho itu diturunkan dengan dalih penertiban oleh Satpol PP Kabupaten Lumajang. Alasannya, karana baliho-baliho tersebut tidak mengantongi izin dari dinas terkait untuk dipasang di wilayah kerjanya.
“Baliho sudah kami tertibkan mulai kemarin pagi. Pertama karena terlalu banyak, kami sisir di sekitar lokasi bencana,” kata Kepala Bidang Penegakan Produk Hukum Daerah Satpol PP Lumajang Didik Budi Santoso.
Belum reda soal baliho, publik kembali menyorot Puan Maharani. Kali ini lantaran adanya instruksi dari Fraksi PDI Perjuangan di DPR yang mewajibkan anggota DPR RI fraksi mereka untuk membagikan sembako berupa beras. Tidak sekadar bagi-bagi sembako, kemasannya pun dibuat seragam, yaitu tas dengan foto Puan.
Instruksi berupa yang tersebar lewat WhatsApp Group itu ditanggapi Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Hendrawan Supratikono. Ia membenarkan bahwa pembagian sembako itu diwajibkan menggunakan tas bergambar Puan Maharani sebagaiman edaran yang tersebar di kalangan awak media.
"Dibuat seragam dengan foto Mbak Puan Maharani sebagai Ketua DPR/Pembina Fraksi, dan foto anggota yang bersangkutan. Intinya ini bentuk solidaritas fraksi kepada jajaran struktur partai dan masyarakat di akar rumput," kata Hendrawan.
Berita Terkait
-
Puan Maharani Desak Pemerintah Atasi Lonjakan Harga Bahan Pangan Pokok Jelang Akhir Tahun
-
Elektabilitas Survei Tak Jamin Ganjar, Anies, RK jadi Presiden 2024, Faktornya karena Ini
-
Walau Elektabilitas Moncer, Ganjar dan Sandiaga Cuma jadi Cadangan PDIP-Gerindra
-
Internal Inginkan Ganjar Ketimbang Puan, PDIP: Jangan Mau Diprovokasi, Capres Urusan Ketum
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Keterlibatan Ustaz Khalid Basalamah di Kasus Kuota Haji Mulai Terlihat, Kini Ngaku Sebagai Korban
-
Alat Perekam Getaran Gempa di Gunung Kelud Rp1,5 Miliar Dicuri, Malingnya Gak Ngotak!
-
Nasib Bripda Abi Usai Lempar Helm ke Pelajar Hingga Kritis, Dihukum Demosi 5 Tahun!
-
Anggota Komisi I DPR Desak TNI Jelaskan Terkait Ferry Irwandi yang Dinilai Ancam Pertahanan Siber
-
Tak Sudi Disanksi Kasus Rantis Lindas Ojol, Kompol Cosmas dan Bripka Rohmad Kompak Banding
-
Tragis! Detik-detik Menkeu Nepal Ditelanjangi, Dipukuli, Dikejar Pendemo Sampai Masuk Sungai
-
Klaim Transjabodetabek Berhasil Urai Macet, Pramono: Kecuali di TB Simatupang
-
Prabowo Dinilai Kian Objektif Pilih Menteri, Efek Kritik Publik dan Gejolak Demo
-
Maling Nekat Gondol Alat Pemantau Gunung Kelud Senilai Rp1,5 Miliar, Papan Peringatan Tak Mempan
-
Nadiem Makarim di Mata Mahfud MD: Bersih Tapi Tak Paham Birokrasi, Rektor Se-Indonesia Sampai Curhat