Suara.com - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menyebut bahwa kekinian telah terlihat adanya gejala-gejala yang membuat demokrasi di Tanah Air semakin menurun. Abdul menyinggung soal adanya timokrasi yang muncul, di mana pemimpin kekinian suka akan pujian karena keberhasilannya.
"Akhir-akhir ini muncul gejala yang jarang kita kenal tapi sudah ada di pemerintahan, ada timokrasi. Timokrasi itu adalah negara yang para pemimpinnya itu suka dipuji-puji, paling suka disanjung-sanjung, pemimpin yang narsis, narsis menyebut-nyebut keberhasilannya sendiri," kata Abdul dalam diskusi daring dengan tajuk 'Telaah Kritis Usul Perpanjangan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden', Rabu (9/3/2022).
Menurut Abdul, kekinian justru pemimpin lebih banyak suka dengan typo-typo, yakni pemimpin tersebut mengatakan sesuatu tapi kemudian diralat.
"Yang sekarang ini terjadi adalah gejala tipokrasi, typo itu kalau kita nulis salah-salah itu, jadi suatu pemerintahan di mana pemimpinnya suka typo-typo aja, tipu-tipu, yang kemudian diralat, saya maunya begini kok kemudian diralat," ungkapnya.
Abdul mengatakan, dirinya juga melihat kekinian muncul plutokrasi seperti yang terjadi pada masa orde baru.
"Sekarang istilah-istilah lain mulai mengemuka, misalnya di akhir Orde Baru itu mengemuka Plutokrasi di mana kelompok elite yang sangat berkuasa itu adalah mereka yang memiliki finansial yang luar biasa dan kita mengalami masa-masa itu. Tapi sepertinya plutokrasi itu masih juga terjadi," tuturnya.
Tak hanya itu, Abdul juga menyinggung masih terjadinya kleptokrasi, di mana korupsi itu merajalela bahkan sampai bisa dianggap menjadi budaya. Pasalnya, ia melihat hingga kekinian tindak pidana korupsi kian hari tidak menurun.
"Ini kan kita melihat korupsi di Indonesia tidak mengalami penurunan yang signifikan sebagai bagian dari ciri sebuah negara yang demokrasinya bagus," ujarnya.
Lebih lanjut, Abdul menyampaikan, cita-cita Indonesia memiliki pemerintahan yang bersih atau clean goverment nampaknya belum terwujud.
"Karena teorinya jika demokrasi disertai dengan nilai akan terjadi meritokrasi kemudian ada tentu saja ada faktor-faktor kita memiliki clean goverment dan quick qoverment, ternyata kan itu belum menjadi realitas di negara kita," tandasnya.
Berita Terkait
-
Puji Muhammadiyah soal Sikap Terhadap Penundaan Pemilu, Rizal Ramli: Paham dan Setia Terhadap Konstitusi
-
Pendeta Khotbah Soal Muhammadiyah, Abe Mukti Unggah Videonya: Menyejukkan
-
PP Muhammadiyah Minta Industri Buzzer yang Kontraproduktif dan Provokatif Dihentikan
-
Hina Islam, Pimpinan PP Muhammadiyah Desak Polisi Periksa Kejiwaan Muhammad Kece
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
Terkini
-
Komitmen TJSL, BNI Perkuat Ekonomi Kerakyatan dan Kelestarian Lingkungan di Desa Ponggok Jawa Tengah
-
MDIS Buka Suara soal Ijazah Gibran, PSI: Hentikan Polemik Jika Niatnya Cari Kebenaran!
-
Rizky Kabah Tak Berkutik di Kamar Kos, Detik-detik Penangkapan TikTokers Penghina Suku Dayak!
-
Sidang Praperadilan: Nadiem Makarim Masih Dibantarkan, Orang Tua Setia Hadir di Ruang Sidang
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Korban Jiwa Bertambah Jadi 9 Orang
-
Menteri Haji dan Umrah Datangi KPK di Tengah Penyidikan Kasus Korupsi Kuota Haji, Bahas Apa?
-
Mengulik Pendidikan Gibran: MDIS Tak Keluarkan Ijazah, Hanya Jalankan Kurikulum Universitas Asing
-
Bendera Merah Putih Robek di Puncak Monas Saat Gladi HUT TNI, Kapuspen: Bahan Kain Kurang Bagus
-
TNI Jelaskan soal Bendera Merah Putih Robek saat Gladi HUT TNI di Monas, Apa Katanya?
-
Rocky Gerung: Isu Ijazah Palsu Jokowi Akan Terus Dibahas Sampai 2029