"Tidak boleh lagi ada senjata, tidak ada senjata di masyarakat kami ini. Kami tidak ingin ada senjata. Cukup sudah," tambahnya.
Juru bicara keluarga Samara Fernandez-Brown, yang merupakan sepupu Kumanjayi Walker, mengatakan mereka tak kuasa mengungkapkan kesedihan dengan kata-kata.
Dia menyebut masyarakat telah menghormati proses persidangan dan merasa dikecewakan.
"Sepanjang persidangan ini, Kumanjayi digambarkan semata-mata sebagai individu yang berbahaya, yang dalam kata-kata pembela, menjadi penyebab kemalangannya sendiri," kata Samara.
Dia mengatakan keluarga mengingat Kumanjayi sebagai seorang pemuda "yang mencintai binatang, yang mencintai keluarganya, yang mencintai pasangannya, teman-temannya, tanah airnya, yang mencintai musik".
"Dia seorang pemuda Aborigin tradisional yang suka berburu dan berada di pedesaan. Dia pria muda yang ceria dan murah hati," ujarnya.
"Seorang pemuda yang direnggut terlalu cepat dan seorang pemuda yang sangat, sangat kami rindukan," tutur Samara.
Juri mendengarkan bukti dan kesaksian 40 orang selama lima minggu persidangan.
Rekaman kamera di tubuh Zachary yang diputar selama persidangan menangkap pergumulan yang dimulai kurang dari satu menit setelah dia dan rekannya, Adam Eberl, memasuki sebuah rumah di Yuendumu dan mengidentifikasi Kumanjayi Walker.
Baca Juga: Gadis Lulusan Unud Bali Ini Ceritakan Hidup Bersama Warga Aborigin di Pedalaman Australia
Pemuda 19 tahun itu dicari oleh polisi karena insiden yang terjadi tiga hari sebelumnya, ketika dia berhadapan dengan dua polisi setempat dengan kapak saat mencoba menangkapnya karena pelanggaran hukuman percobaan.
Kumanjayi meninggal di kantor polisi sekitar satu jam setelah penembakan.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.
Berita Terkait
-
Menakar Masa Depan PPP Pasca Dualisme
-
Kabar Buruk untuk Timnas Indonesia, Calvin Verdonk Cedera
-
Kini jadi Artis Sukses, Ayu Ting Ting Anggap 'Merajakan' Orang Tua sebagai Kewajiban Mutlak
-
Dari Italia hingga Jepang, Ini Aturan Makanan yang Tak Boleh Dianggap Remeh
-
3 Bandara Dicabut Status Internasional, Bandara IMIP Jadi Salah Satunya
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
Terkini
-
Rehabilitasi Presiden Tak Hentikan KPK, Kasus Korupsi ASDP Jalan Terus
-
Akses Darat Putus! Polri Kirim Bantuan dari Langit ke Desa-Desa Terisolasi di Sumut
-
Banjir Karangan Bunga di Balai Kota, Wali Kota Jakarta Barat Uus Dilantik Jadi Sekda DKI Hari Ini?
-
Detik-detik Menegangkan Kebakaran RS Pengayoman Cipinang: Alarm 'Meraung', 28 Pasien Dievakuasi
-
Hikmah Surat Ad-Dhuha di Sel Gelap, Titik Balik Eks Dirut ASDP yang Merasa Ditinggal Tuhan
-
KPK Bantah Tuduhan Penggelapan Aset Rp 600 Miliar: Balik Sorot Dugaan Pemalsuan Dokumen Sitaan
-
Cegah Penjarahan Meluas, Polda Sumut Kerahkan Brimob di Minimarket hingga Gudang Bulog!
-
BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca di Tiga Provinsi Sumatera untuk Amankan Penyaluran Bantuan Banjir
-
Bahlil Perintahkan Kader Golkar Turun Langsung ke Lokasi Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar
-
Kapolri Kerahkan Kekuatan Penuh: Buka Jalur Terisolasi di Aceh, Sumut, Sumbar