Suara.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono mendukung kebijakan penghapusan jaga jarak bagi penumpang di angkutan umum. Pasalnya, saat ini angka penularan Covid-19 di ibu kota sudah mulai melandai.
Dengan kasus yang menurun, aktivitas masyarakat kembali berangsur-angsur normal, termasuk kegiatan perkantoran. Karena itu, Pandu menilai para pekerja perlu diakomodasi kebutuhan penggunaan transportasi umumnya.
"Mengikuti tren penurunan kasus harian Covid-19 di Jakarta, artinya semakin banyak penduduk yang bekerja di kantor. Konsekuensinya, penggunaan transportasi umum akan meningkat," ujar Pandu saat dikonfirmasi, Senin (14/3/2022).
Jika kapasitas di dalam angkutan umum tidak ditambah, Pandu khawatir nantinya malah terjadi kerumunan di tempat lain. Misalnya ketika di stasiun atau sarana publik lainnya ketika menunggu antrean masuk ke dalam angkutan umum.
"alau kapasitas tidak ditambah, maka akan terjadi kerumunan di stasiun atau tempat pembelian tiket transportasi lainnya. Itu lebih berisiko," jelasnya.
Dengan kondisi meningkatnya jumlah pekerja yang menggunakan angkutan umum, Pandu juga menyarankan agar aturan jaga jarak dihapus. Namun, ia meminta wajib penggunaan masker dan larangan berbicara tetap diterapkan.
"Lebih aman jika dilonggarkan dari pada terjadi kerumunan. Ini kebijakan yang risikonya lebih kecil dibandingkan dengan dengan membatasi jumlah pengguna. Maka kita anjurkan ke pemerintah," pungkasnya.
Diketahui, di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2, sejumlah moda angkutan umum telah menghapus larangan jaga jarak antara penumpang. Di antaranya untuk angkutan bus Transjakarta, Moda Raya Terpadu (MRT), dan Kereta Rel Listrik (KRL).
Baca Juga: Fokus Penanganan Covid-19 Berubah, Epidemiolog UGM: Ekonomi Bangkit, Tetap Cegah Penularan
Berita Terkait
-
Fokus Penanganan Covid-19 Berubah, Epidemiolog UGM: Ekonomi Bangkit, Tetap Cegah Penularan
-
Indonesia Mulai Transisi Pandemi Covid-19 ke Endemi? Begini Penjelasan Epidemiolog UGM
-
Anggap Masuk Akal Penghapusan Tes Covid-19 dari Syarat Perjalanan, Ini Kata Epidemiolog UGM
-
Penumpang Ojol di Galaksi, Bekasi Tewas Ditabrak dari Belakang oleh Mobil Pribadi, Ini Dugaan Awal Penyebabnya
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Menang Gugatan di PN Jakpus, PPKGBK Segera Kelola Hotel Sultan
-
Geger Rusuh di Kalibata: Polisi Periksa 6 Saksi Kunci, Ungkap Detik Mengerikan
-
Prabowo Minta Maaf soal Listrik Belum Pulih di Aceh: Keadaannya Sulit
-
Eks Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan dan Satori Segera Ditahan, Ini Penjelasan KPK
-
KPK: Semua Anggota Komisi XI DPR Berpeluang Jadi Tersangka Korupsi BI-OJK
-
7 Fakta Mencekam Rusuh Kalibata: 2 Nyawa Matel Melayang, 100 Orang Mengamuk Brutal
-
5 Petani di Bengkulu Selatan Tertembak usai Konflik Lahan Memanas, Ini Kronologinya!
-
Pulang dari Rusia: Prabowo Minta Maaf di Aceh Tamiang, Pesan Jangan Tebang Pohon Sembarangan!
-
Komitmen Tata Kelola Kian Kuat, BNI Borong Dua Penghargaan ARA 2024
-
Ibu Hamil Turut Jadi Korban Kebakaran di Terra Drone, Menteri PPPA Soroti Perusahaan Tak Taat Aturan