Suara.com - Pengamat terorisme, Arif Budi Setyawan atau Arif Tuban menilai bahwa perekrutan Jamaah Islamiyah (JI) bukan menyasar pada Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun, kata Arif perekrutan kelompok JI dapat menyasar ke semua kalangan.
"(Perekrutannya) bisa dari semua kalangan. Yang paling ini JI ada semua kalangan, di MUI aja ada," ujar Arif saat dihubungi Suara.com, Selasa (15/3/2022).
Pernyataan Arif menanggapi soal Densus 88 Antiteror Polri yang meringkus PNS di Tangerang bernama Tobiin alias TO, pagi tadi.
Mantan Napiter itu menuturkan bahwa ketika ada PNS yang terafiliasi dengan JI, PNS tersebut terlebih dahulu menjadi PNS, baru kemudian menjadi simpatisan JI.
"Setahu saya, saya pernah ada di kelompok JI sampai tahun 2008. Jadi setahu saya di JI ini dia bukan mereka menargetkan PNS tapi, PNS itulah yang kemudian menjadi simpatisan kelompok JI yang kemudian mungkin sampai berbaiat jadi anggota JI. Jadi orangnya bukan di JI dulu, baru jadi PNS," ucap Arif.
Arif menekankan bahwa narasi kelompok JI, berbeda dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). JAD kata Arif memiliki narasi menyuarakan untuk membela ISIS dan khilafah.
"Kasus JI ini, pesona mereka sangat berbeda dengan JAD yang narasinya mereka sudah punya khilafah. Jadi mereka itu menyerukan mereka itu pembela ISIS, pembela khilafah," papar Arif.
"Kalau kelompok JI ini kan mereka perjuangannya kan jangka panjang pelan-pelan, ada di divisi sosial dakwahnya. Tapi ada juga divisi terkait militeran terkait persiapan menuju jihad yang dirahasiakan. Hanya orang-orang anggota tertentu saja yang direkrut untuk itu yang tahu bahwa ada gerakan jihadnya. Mayoritas anggota JI hanya tahu aktivitas di bidang dakwah dan sosial," sambungnya.
Kemudian, Arif menjelaskan terkait kelompok JI dan JAD juga memiliki perekrutan yang berbeda. Arif menyebut jika kelompok JI perekrutan menyasar ke rekrutan jaringan atau offline. Sementara JA, melakukan perekrutan melalui media sosial.
"Kalau JI seperti itu, jaringan rekrut jaringan bukan kaya JAD, kalau di media sosial punya pemikiran sama dianggap satu golongan. Kalau JI seperti rekrumen jaringan offline kalau JAD online JI lebih banyak offline," papar dia.
Lebih lanjut, Arif membeberkan bahwa doktrin yang dilakukan kelompok JI yaitu memanfaatkan isu besar ketidakharmonisan hubungan negara dan agama. Sehingga mereka mendoktrin bahwa menganggap negara menzalimi Islam.
"Narasinya yang digunakan memaparkan bukti bukti kezoliman kesengsaraan umat Islam, itu kan gampang nyari kesengsaraan umat Islam dibantai disana, digusur disini, atau pakai narasi internasional, kapan kita harus membela diri, membela kemulian Islam," papar dia.
"Kalau seandainya kita memperjuangkan Islam tapi menggunakan caranya tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku di sebuah negara, itu kan boleh-boleh saja politik, dukungan-dukungan seperti itu kan ok dan masalahnya caranya (kelompok teroris) membolehkan kekerasan disitu aja," sambungnya.
Peran PNS Jaringan JI
Tobiin ditangkap Tim Densus 88 Antiteror Polri di Perumahan Samawa Village, Jatimulya, Sepatan, Tangerang, pagi tadi. Dari keterangan pihak kepolisian, Tobiin merupakan anggota Jamaah Islamiyah (JI).
Berita Terkait
-
Kejar-kejaran Dengan Densus 88, Dokter Sunardi Ditembak di Bagian Tangan, Lengan, Punggung, dan Pinggang
-
Oknum ASN Inisial AR yang Terjaring Kasus Narkoba di Bontang Tak Ditahan, Tapi Direhab, Kok Gitu?
-
Kasus PNS Tangerang jadi Anggota Teroris JI, Pemerintah Diminta Turun Langsung Cek Pegawai Berpaham Terorisme
-
Terjun Langsung ke Sukoharjo, Kompolnas Nilai Penangkapan Teroris Sunardi oleh Densus 88 Sesuai SOP
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD