Suara.com - Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai fenomena hujan yang berhenti ketika pawang hujan melakukan aksinya.
Seperti diketahui, aksi pawang hujan Rara Isti Wulandari alias Mbak Rara menjadi sorotan.
Rara si pawang hujan MotoGP Mandalika langsung viral lantaran aksinya yang mencoba menghentikan hujan.
Publik menyebut, aksi Rara merupakan sebuah kearifan lokal diajang dunia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto memberikan penjelasan mengenai fenomena tersebut.
Guswanto mengatakan, kearifan lokal tak bisa dicampuradukkan dengan sains.
Dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, secara saintifik sulit dijelaskan bila hujan berhenti karena faktor pawang hujan.
"Ya sebenarnya kalau dilihat pawang hujan itu adalah suatu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat. Secara saintifik itu sulit untuk dijelaskan," kata Guswanto, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Selasa (22/3/2022).
Ia menjelaskan, BMKG sudah memberikan prakiraann cuaca saat race MotoGP Mandalika berlangsung.
Baca Juga: POPULER: Kemarahan Hotman Paris karena Disuruh Tobat, Kemunculan FC Bekasi Bikin Gerah Supoter Lokal
Hal tersebut karena bibit sikontropis 93f yang dampaknya itu memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di Mandalika.
Selain itu, Guswanto menambahkan, BMKG sudah memberikan informasi mengenai prakiraan cuaca di Mandalika dalam kurun 3 hari.
"Dan buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan gak berhenti juga. Artinya itu. Jadi sebenarnya kemarin waktu berhentinya, itu bukan karena pawang hujan. Karena durasi waktunya sudah selesai," jelasnya.
"Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu. Kira-kira jam 16.15 itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan kalau dilihat dari prakiraan nasional analisis dampak yang kita miliki BMKG," imbuhnya.
Menurutnya, kehadiran Rara si pawang hujan hanyalah sebuah kearifan lokal semata.
"Sebenarnya kalau cerita tentang pawang hujan itu adalah kearifan lokal yang mereka miliki, dan itu tidak bisa dicampuradukan dengan antara sains dan kearifan lokal," bebernya.
Berita Terkait
-
Bayaran Pawang Hujan di MotoGP Mandalika Fantastis, Honor Rara Si Pengendali Cuaca Jadi Sorotan Dunia!
-
Prakiraan Cuaca BMKG 22 Maret 2022 Tangerang Banten
-
Tanggapi Aksi Pawang Hujan di MotoGP Mandalika, Jubir Habib Rizieq: Gak Logis dan Musyrik
-
Prakiraan Cuaca BMKG 22 Maret 2022 Pandeglang-Lebak Banten
-
Heboh Pebalap MotoGP Marc Marquez Disebut Berobat ke Tukang Urut, Begini Faktanya
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Satpol PP Akan Bongkar 179 Bangunan Liar di Sepanjang Akses Tol Karawang Barat
-
Viral Todongkan Sajam di Tambora, Penjambret Diringkus Polisi Saat Tertidur Pulas
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya