Suara.com - Dalam pembicaraan telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Vladimir Putin setuju gas dari Rusia tetap dibayar dengan euro dan membatalkan ultimatum sebelumnya yang menuntut pembayaran dengan rubel.
Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya setuju bahwa pasokan gas dari Rusia ke Jerman tetap dibayar dengan mata uang euro, setelah Jerman menolak pembayaran dengan mata uang rubel.
Kantor Kanselir Jermanm Olaf Scholz hari Rabu (30/3) menerangkan, perusahaan-perusahaan Eropa dapat tetap mebayar dengan mata uang euro dan dollar seperti yang tertera dalam perjanjian.
Selanjutnya disebutkan, pemerintah Jerman telah mendapatkan jaminan dari Rusia bahwa Eropa tidak perlu membayar pasokan gas dari Rusia dalam mata uang rubel.
Dalam percakapan telpon, Putin setuju pembayaran itu dilakukan melalui Gazprom Bank, yang tidak terkena sanksi Barat.
"Scholz tidak menyetujui prosedur ini dalam percakapan, tetapi meminta informasi tertulis," demikian disebutkan dalam pernyataan yang dikeluarkan Kantor Kekanseliran di Berlin.
Sempat ultimatum Barat
Sebelumnya Vladimir Putin mengatakan, negara-negara yang "tidak bersahabat" harus membayar suplai gas Rusia dalam mata uang Rusia kepada perusahaan penyalur, dan mengancam akan menghentikan pasokan gas jika hal itu tidak dilakukan sampai 31 Maret.
Namun Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck hari Senin (28/9) menegaskan, negara-negara industri yang tergabung dalam kelompok G7 menolak pembayaran gas dalam mata uang rubel dan tidak akan memenuhi tuntutan itu.
Baca Juga: Jerman Umumkan Peringatan Dini Kemungkinan Krisis Pasokan Gas Rusia
"Semua menteri (energi) G7 setuju bahwa ini adalah pelanggaran gamblang dan sepihak dari perjanjian yang ada," jelas Robert Habeck.
"Pembayaran dalam rubel tidak dapat diterima dan ... kami meminta perusahaan terkait untuk tidak memenuhi permintaan Putin.” Mengurangi ketergantungan pada gas Rusia Eropa hingga kini menutupi 40% kebutuhan gas dan 25% kebutuhan minyaknya dengan pasokan dari Rusia.
Sehubungan dengan invasi ke Ukraina, negara-negara Eropa berlomba untuk mengurangi ketergantungan mereka pada impor energi dari Rusia.
Jerman telah memberhentikan proyek pipa gas Nord Stream 2 sebagai tanggapan atas perang Putin di Ukraina, namun pemerintah Jerman sejauh ini menolak seruan untuk memboikot total minyak dan gas Rusia.
Pada hari Jumat, AS dan Uni Eropa mengumumkan kemitraan baru untuk membuat Eropa kurang bergantung pada gas Rusia.
Berdasarkan kesepakatan itu, AS akan memasok 15 miliar meter kubik gas alam cair (LNG) ke UE tahun ini. hp/vlz (dpa, afp, ap)
Berita Terkait
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Pecah Telur! Timnas Hoki Es Indonesia Ukir Sejarah Emas Pertama di SEA Games 2025
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf