Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng untuk masyarakat. Hal tersebut diungkapkan Jokowi melalui akun Twitter pribadinya.
Jokowi akan memberikan BLT minyak goreng senilai Rp 300 ribu untuk tiga bulan.
Rencananya, BLT minyak goreng tersebut disalurkan mulai April 2022.
BLT minyak goreng tersebut akan diberikan epada 20,5 juta keluarga yang termasuk dalam daftar bantuan pangan non tunai (BPNT) dan program keluarga harapan (PKH).
Selain itu, BLT minyak goreng tersebut juga dibagikan kepada para penjual gorengan.
"Saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Untuk meringankan beban masyarakat karena naiknya harga minyak goreng, pemerintah akan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng bagi 20,5 juta keluarga dan 2,5 juta PKL yang berjualan makanan gorengan," tulis Jokowi, seperti dikutip Suara.com (2/4/2022).
Rupanya, hal tersebut menuai reaksi dari warganet.
Beberapa warganet mengucapkan terima kasih. Namun, ada warganet yang memberikan kritikan.
Warganet menilai bahwa pemerintah lebih baik menurunkan harga minyak goreng daripada memberikan BLT.
Baca Juga: Luhut Dinilai Kebablasan, Omongannya soal Kenaikan Harga Pertalite Meresahkan Publik
"Mohon maaf Pak, seharusnya menstabilkan harga supaya terjangkau di semua kalangan, bukan memanjakan rakyat dengan selalu memberi bantuan ini itu yang sifatnya sementara dan tidak semua rakyat mendapatkannya. Terima kasih," kata warganet.
"Maaf pak presiden itu tindakan yang tidak akan tepat pada sasaran. Alangkah lebih baiknya di kontrol dengan sedemikian ketat untuk menemukan kelancaran yang maksimal kembali. Termasuk lah membuka laporan dengan memberi imbalan jika benar adanya," ujar warganet.
"Kalau boleh kami sampaikan, sebenarnya kami tidak perlu di subsidi apapun asal harga stabil, semua barang yang diperlukan tersedia dgn baik itu aja sudah cukup pak, kalau di subsidi nanti dikorupsi lagi lo pak, plis, akhirnya yang menikmati bukan kami lo serius pak," tutur warganet.
"Nggak perlu BLT pak, normalin aja harga minyak goreng seperti semula," imbuh warganet lain.
Berita Terkait
-
Polisi Temukan Dua Agen Minyak Goreng Jual Curah Rp265 Ribu di Jakarta Utara
-
Menteri Syahrul Yasin Limpo Kaget Harga Daging Sapi Impor di Makassar Rp 115 Ribu Per Kilogram
-
Luhut Dinilai Kebablasan, Omongannya soal Kenaikan Harga Pertalite Meresahkan Publik
-
5 Fakta BLT Minyak Goreng yang Diberikan Jokowi, Pedagang Gorengan Kebagian
-
Penjual Gorengan Curhat Diprotes hingga Kehilangan Pembeli, Dampak Minyak Goreng Langka dan Mahal
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun
-
Waspadai Ucapan Natal Palsu, BNI Imbau Nasabah Tidak Sembarangan Klik Tautan
-
Bertahan di Tengah Bencana: Apa yang Bisa Dimakan dari Jadup Rp 10 Ribu Sehari?