Suara.com - Prospek kembalinya Ferdinand Marcos Jr. ke Istana Malacanang menegaskan kuatnya pengaruh dinasti politik dalam pembagian kekuasaan di Filipina, di mana 234 keluarga elit saling berebut jabatan publik.
Jika putra mendiang diktator Filipina, Ferdinand Marcos, memenangkan pemilihan umum kepresidenan pada 9 Mei nanti, dia tidak akan menjadi satu-satunya anggota keluarga Marcos yang berkuasa, bukan pula yang terakhir.
Sederet keluarga elit sudah memerintah Filipina secara turun-temurun, bahkan sejak sebelum kemerdekaan.
Mereka memegang dan mewariskan jabatan penting lintas generasi dengan memanipulasi suara, tak jarang dengan tindak kekerasan.
Analis mengatakan sistem pemerintahan kini lebih rentan terhadap pengaruh dinasti politik, dibandingkan saat Marcos digulingkan sekitar tiga dekade silam.
"Kekuasaan menyedot kekuasaan. Semakin lama mereka berkuasa, semakin besar kekuasaan yang mereka kumpulkan,” kata Julio Teehankee, Guru Besar Tata Negara di De La Salle University, Manila.
Sejak masih berada di bawah kolonialisme Amerika Serikat pada paruh pertama abad ke-20, FIlipina mencatatkan sekitar 319 keluarga elit yang memegang kuasa silih berganti, kata Teehankee.
Belasan sudah punah. Namun pada 2019, setidaknya 234 dinasti politik memenangkan jabatan publik melalui pemilihan umum.
Gurita kekuasaan Marcos
Baca Juga: Korelasi Dinasti Politik dan Jual Beli Jabatan
Tidak bisa dipungkiri, Marcos merupakan dinasti politik terkuat di Filipina, di samping keluarga Duterte yang diwakilkan oleh putri tertuanya, Sara, sebagai calon wakil presiden mendampingi Marcos Jr.
Setelah Ferdinand Marcos meninggal dunia di pengasingan pada 1989, keluarganya kembali ke provinsi Ilocos Norte yang merupakan basis pendukung sang diktator.
Di sana, mereka perlahan menjalarkan pengaruh dengan menguasai jabatan publik. Ketika Marcos Jr. berkampanye demi merebut Istana Malacanang, keluarganya berniat menyapu habis semua jabatan penting di Ilocos Norte.
Putra tertua Marcos Jr. dikabarkan mengincar jatah terakhir kursi Kongres di provinsi tersebut. Adapun sepupunya sudah menguasai satu-satunya jatah yang tersisa.
Keponakan Marcos, putra dari kakak perempuannya Imee yang sendirinya adalah Senator, sedang berkampanye untuk masa jabatan kedua gubernur Ilocos Norte. Sepupu Ferdinand, Michael Marcos Keon, yang berusaha terpilih kembali sebagai gubernur di Provinsi Laoag, mengakui betapa pencapaian politiknya banyak dipengaruhi "oleh dinasti,” kata dia.
"Saya tidak akan berada dalam posisi ini jika saya bukan seorang Marcos.” Negeri para dinasti Provinsi serupa Ilocos Norte yang menjadi basis dukungan keluarga Marcos tersebar di seluruh negeri dan "tipikal” bagi politik Flipina, kata Ronald Mendoza, Dekan Ateneo School of Government.
Berita Terkait
-
Tulis Lagu Sendiri di Usia 6 Tahun, Ariana Ivy Ajak Anak Indonesia Berimajinasi Lewat "Kuda Ajaib"
-
Sampai Menahan Tangis, Nicholas Saputra Ungkap Keresahan Terdalam Soal Bencana Sumatra
-
Terkuak! Gaji John Herdman Lebih Murah dari STY dan Patrick Kluivert, Bak Langit dan Bumi
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
BGN Dorong SPPG Turun Langsung ke Sekolah Beri Edukasi Gizi Program MBG
-
Usai Tahan Heri Gunawan dan Satori, KPK Bakal Dalami Peran Anggota Komisi XI DPR di Kasus CSR BI-OJK
-
Ketua Komisi XI DPR Ungkap Alasan TKD Turun, ADKASI Tantang Daerah Buktikan Kinerja
-
Asuransi Kebakaran Kramat Jati Hanya Tanggung Bangunan, Pramono Buka Akses Modal Lewat Bank Jakarta
-
Kasus Kuota Haji, Gus Yaqut Jalani Pemeriksaan di KPK Hari Ini
-
Imigrasi Dalami Penyerangan 15 WNA China Bersenjata Tajam hingga Alat Setrum di Tambang Emas Kalbar
-
Pemprov DKI Jamin Relokasi Cepat untuk 121 Pedagang Kramat Jati
-
Roy Suryo Makin Yakin 99,9 Persen Ijazah Jokowi Palsu Usai Lihat Langsung: Pegang Saja Tidak Boleh!
-
Pakar UGM: Hunian Tetap Korban Bencana di Sumatra Harus Dibangun di Zona Aman
-
Bayar Mahal Setara Gaji Bulanan, Penggemar Lionel Messi Mengamuk di Stadion Salt Lake India