Suara.com - Anggota fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Solikhah menagih keseriusan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Pendidikan (Disdik) dalam menyikapi situasi merebaknya hepatitis akut misterius di ibu kota. Ia meminta kedua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) itu memberikan perhatian khusus pada masalah ini.
Solikhah meminta untuk melakukan pencegahan dan sosialisasi secara massif keseluruh sekolah-sekolah untuk memutus penyebaran virus ini. Pasalnya, penyakit ini cukup mengkhawatirkan dan menyerang anak-anak.
Apalagi, saat ini Pembelajaran Tatap Muka (PTM) baru saja dimulai kembali. Ia tak ingin nantinya kegiatan di sekolah malah membawa kabar buruk bagi anak-anak.
“Ini mengkhawatirkan dunia kesehatan sekaligus pendidikan, terlebih hari ini sudah diawalinya pembelajaran tatap muka (PTM) di seluruh DKI,” ujar Solikhah kepada wartawan, Jumat (13/5/2022).
Solikhah juga mengingatkan, agar disetiap institusi pendidikan khususnya jenjang sekolah SD, SMP juga SMU/SMK sederajat harus menaati penerapan protokol kesehatan seperti yang sudah diterapkan selama pandemi Covid-19.
Hal ini merujuk pada SKB 4 Menteri tentang PTM yang telah diterbitkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 01/KB/2022, Nomor 408 Tahun 2022, Nomor HK.01.08/MENKES/1140/2022, Nomor 420-1026 Tahun 2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
“Jika ini dilakukan dengan baik, maka pencegahan virus covid atau virus lainnya, insya Allah akan bisa diminimalisir dan kita tidak akan kembali ke masa-masa kelam pandemi beberapa waktu lalu,” ucapnya.
Selain itu, ia juga menyebut Komisi E dalam waktu dekat akan meminta penjelasan secara langsung dari Dinas Kesehatan tentang kesiapan seriusnya dalam pencegahan dan penanganan terhadap penyebaran hepatitis akut misterius ini.
Baca Juga: Ungkit Kasus Ruhut Unggah Meme Anies, Mardani PKS: Semua Mesti Bikin Ruang Publik Sehat!
Berita Terkait
-
Satu Pasien Suspek Hepatitis Akut Misterius Berusia 9 Tahun Dirawat di Makassar
-
Hits Health: Hand Sanitizer Tak Efektif Tangkal Hepatitis Akut, Faktor Risiko Kanker Usus Besar
-
Hepatitis Akut di Jakarta, Dewan Minta Kantin Sekolah Tutup dan Murid Bawa Bekal Makanan
-
Bocah di Jakbar Meninggal Diduga Hepatitis Akut, Ibu Korban: Makan Mie-Minum Sodanya Kuat
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah
-
Aksi Heroik 10 Anjing Pelacak K9, Endus Jejak Korban Longsor Maut di Cilacap
-
Finish 10K BorMar 2025 dalam 81 Menit, Hasto Kristiyanto Lampaui Capaian Pribadi: Merdeka!
-
Sriwijaya Ranau Gran Fondo 2025 Tegaskan Seruan Gubernur Herman Deru: Jaga Alam Demi Pariwisata
-
Masih Tunggu Persetujuan Orang Tua, SMAN 72 Belum Bisa Belajar Tatap Muka Senin Besok
-
International Parade Marching Carnival Sukses Digelar, Jember Siap Menjadi Pusat Event Besar
-
Hasto Kristiyanto Ikut Start 10K BorMar 2025: Mencari Daya Juang di Bawah Keagungan Borobudur
-
Daftar 11 Nama Korban Longsor Cilacap yang Berhasil Diidentifikasi, dari Balita Hingga Lansia
-
Wings Air Resmi Buka Rute Jember-Bali, Jadwal Penerbangan Segera Dirilis
-
Bangun Ulang dari Puing, 5 Fakta Rumah Ahmad Sahroni Rata dengan Tanah Usai Tragedi Penjarahan