Sehingga masyarakat dapat melakukan evakuasi dini. INA-CBT telah dipasang di Rokatenda dan Labuan Bajo di di Nusa Tenggara Timur.
PUMMA merupakan sistem pemantauan bahaya tsunami berbasis sensor tinggi muka air laut yang dipasang di pinggir pantai di pulau utama atau pulau-pulau kecil yang terancam tsunami.
Inovasi tersebut merupakan hasil penelitian dan pengembangan eks pusat riset kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Teknologi dan inovasi tersebut memberikan informasi peringatan dini tsunami berdasarkan peningkatan tinggi muka air laut akibat aktifitas seismik di dasar atau longsoran bawah laut sehingga masyarakat di pesisir dapat melakukan evakuasi dini.
PUMMA dipasang di Komplek Gunungapi Anak Krakatau, Aceh, Padang dan Mentawai di Sumatera Barat, Sebesi dan Gebang di Lampung, Marina Jambu di Pandeglang di Banten, Pelabuhan Ratu dan Pangandaran di Jawa Barat, Sadeng di DI Yogyakarta dan Prigi di Kabupaten Trenggalek di Jawa Timur.
Rumah tahan gempa
Sikuat adalah Sistem Informasi Kesehatan Gedung Bertingkat berbasis sensor pergerakan dan deformasi yang dipasang di tiang-tiang utama gedung bertingkat atau bangunan tinggi, dan merupakan produk penelitian dan pengembangan yang sebelumnya dikembangkan BPPT.
Teknologi mitigasi bencana Sikuat memberikan informasi penting mengenai kesehatan struktur gedung bertingkat ketika goncangan gempabumi terjadi sehingga upaya perkuatan bangunan yang diperlukan dapat dilakukan.
Selanjutnya, ada teknologi dan inovasi rumah tahan gempa, yang menggunakan teknologi seismic rubber bearing sebagai base isolator untuk menahan beban gempa.
Baca Juga: Kali Induk Kramat Jati Akan Dinormalisasi karena Sering Jadi Penyebab Banjir
Hunian tahan gempa itu sudah dibangun di beberapa lokasi di Indonesia, antara lain di Keranggan di Kota Tangerang Selatan dan di Kecamatan Jayanti di Kabupaten Tangerang di Banten, serta di Rangkasbitung di Kabupaten Lebak di Banten.
Inovasi rumah tahan gempa buatan BPPT yang sudah tergabung ke BRIN itu diluncurkan pada 2019 dengan nama Bale Kohana (Komposit Tahan Gempa) oleh mantan Kepala BPPT Hammam Riza.
Selain tahan gempa, bangunan rumah komposit tersebut juga tahan api dan cepat bangun, serta bisa dibongkar pasang untuk daerah rawan gempa.
Material yang digunakan untuk bangunan rumah bersifat tahan api dan cukup ringan seperti panel komposit FRP, struktur baja ringan, dan aluminium. Dengan demikian, total berat struktur komposit bisa seperempat kali dibanding berat struktur rumah konvensional.
Hammam yang saat ini menjabat sebagai perekayasa ahli utama di BRIN mengatakan rumah komposit tahan gempa menggunakan sistem saling mengunci, bingkai aluminium dengan lapisan tahan korosi, dan komposit sandwich panel.
Di samping karya-karya teknologi dan inovasi anak bangsa tersebut, sesungguhnya masyarakat Indonesia sedari dulu sudah beradaptasi dengan lingkungan untuk mengantisipasi bencana dengan membangun rumah tahan gempa seperti rumah gadang, joglo, dan rumah panggung.
Tag
Berita Terkait
-
Ratusan Rumah Luluh Lantak! BMKG Catat Ada 166 Kali Gempa Susulan di Sumenep
-
Sesar Lembang: Benarkah Ancaman Gempa Besar Mengintai Bandung Raya?
-
Gempa Filipina dan Sumenep Saling Berhubungan? Cek Faktanya
-
BMKG Ungkap Penyebab Gempa Sumenep M 6.5: Sesar Aktif Bawah Laut, Mekanisme Thrust Fault
-
Peringatan 16 tahun Gempa Padang
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram