Suara.com - Jerman kehilangan kepercayaan dari mitranya setelah dimulainya invasi Rusa ke Ukraina. Berlin lebih banyak dipandang sebagai sahabat Moskow. Sikap ini bisa mengubah perimbangan politik di Eropa.
Setahun yang lalu, di saat Kanselir Jerman Angela Merkel bersiap meninggalkan kantornya setelah 16 tahun berkuasa, analis politik dari seluruh dunia, sekali lagi memujinya sebagai pemimpin terpenting di Uni Eropa (UE).
Hanya sedikit yang mengkritik peran Merkel dalam mencegah bergabungnya Ukraina ke NATO atau sikap Jerman yang terus maju dalam proyek pembangunan pipa gas Nord Stream II dari Rusia ke Jerman, di tengah bayang-bayang sikap UE yang mengecam aneksasi semenanjung Krimea oleh Rusia.
Tahun ini, ketika Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, Menteri Luar Negeri baru Jerman, Annalena Baerbock berkata, "Kami telah terbangun di dunia yang berbeda."
Agresi Rusia ke Ukraina tidak hanya menghancurkan seluruh tatanan Eropa, tetapi juga mengubah kebijakan Jerman di Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada bulan April lalu mengundang Merkel untuk datang ke Bucha di pinggiran kota Kyiv.
Kota itu menjadi saksi bisu bagaimana warga sipil diduga telah dibantai oleh pasukan Rusia. Ukraina menunjukan pada Jerman apa yang terjadi di Bucha sebagai hasil dari "kebijakan konsesi ke Rusia."
Penulis terlaris Ukraina , Andrey Kurkov, baru-baru ini mengatakan kepada DW bahwa ia melihat peningkatan sentimen anti-Jerman di negaranya.
"Secara terbuka, Angela Merkel disalahkan atas perkembangan terakhir," ungkapnya. Kritik juga disuarakan di Polandia dan negara-negara Baltik.
Baca Juga: Vaxzevria Diizinkan sebagai Vaksin Booster Covid-19 di Uni Eropa, Ini yang Boleh Menerima
Publik di negara itu bukan cuma menyalahkan Merkel, tapi seluruh politisi Jerman dan kebijakan perdagangan terhadap Rusia.
Mantan menteri luar negeri Jerman dan presiden saat ini, Frank-Walter Steinmeier, mengakui "salah penilaian" yang telah merugikan banyak kredibilitas Jerman.
Yang paling memalukan adalah peran yang dimainkan oleh politisi dari Partai Sosial Demokrat sekaligus mantan kanselir, Gerhard Schröder yang hingga menolak untuk menjauhkan diri dari teman pribadinya, Vladimir Putin.
Tidak ada perubahan kebijakan yang berarti?
Ketika invasi terjadi, Kanselir Jerman Olaf Scholz memproklamirkan "Zeitenwende". Istilah itu berarti perubahan paradigma untuk menggarisbawahi bahwa pemerintah Jerman bersedia mengambil tindakan untuk mendukung Ukraina.
Tapi, Scholz juga mempertimbangkan potensi perang dunia ketiga, dan ragu-ragu untuk berkomitmen pada pengiriman senjata serta boikot energi yang luas terhadap Rusia.
Berita Terkait
-
Indra Sjafri Dicopot PSSI usai Gagal Penuhi Target di SEA Games 2025
-
Rupiah Berbalik Menguat, Dolar Amerika Serikat Loyo Sentuh Level Rp16.667
-
5 Hal tentang Iko Uwais: Dari Merantau ke Hollywood, Kembali untuk Bangkitkan Sinema Aksi Indonesia
-
Kalahkan Filipina 3-0, Rivan Nurmulki Jaga Asa Medali Emas Voli SEA Games
-
5 Rekomendasi Smartwatch Murah dengan Fitur Kesehatan Lengkap, Harga di Bawah Rp1 Juta
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Prabowo Sindir Orang Pintar Jadi Pengkritik, Rocky Gerung: Berarti Pemerintah Kumpulan Orang Bodoh?
-
Imigrasi Ketapang Periksa 15 WNA China Usai Insiden Penyerangan di Tambang Emas PT SRM
-
Ketua DPD RI Salurkan Bantuan Sembako, Air Bersih, dan Genset ke Langsa Aceh
-
PLN Fokus Perkuat Layanan SPKLU di Yogyakarta, Dukung Kenyamanan Pengguna Saat Libur Nataru
-
Polda Banten Ikut Turun, Buru Fakta di Balik Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon
-
Serikat Pekerja Ajukan Tiga Tuntutan Perbaikan Rumus UMP 2026
-
Kasus Impor Pakaian Bekas Ilegal, Dittipideksus Bareskrim Juga Sita 7 Bus
-
Kehadiran Gus Ipul dan Pj Ketum PBNU di Lokasi Bencana Aceh Tuai Sorotan Warga NU
-
Usai Gus Yaqut, KPK Akui Akan Panggil Gus Alex dan Bos Maktour
-
BGN Sebut Limbah MBG Bisa Diolah Jadi Kredit Karbon dan Jadi 'Cuan'