Hal ini kata Piotr penting karena di siang hari suhu udara tinggi maka PBL Tinggi juga tinggi. Sehingga banyak ruang untuk partikel PM2.5 bergerak dan konsentrasi polusi rendah.
Berbeda di malam hari suhu udara rendah karena PBL Rendah dan tidak ada ruang untuk partikel PM2.5 bergerak, konsentrasi polusi Tinggi (Data dari @nafasidn).
Karena itu kata Piotr, dibandingkan siang hari, polusi udara jauh lebih parah pada malam hari.
"Ini terjadi akibat Planetary Boundary Layer ini, tapi juga karena faktor meteorologi yang kita akan membahas selanjutnya," papar dia.
Lebih lanjut, Piotr juga memaparkan terkait penggantian musim berdampak kepada polusi PM2.5 karena ada perbedaan faktor. Diantaranya faktor hujan, angin, arah angin
suhu udara. Kemudian musim hujan, hujan, angin, polusi dan musim kemarau yakni hujan, angin dan polusi.
"Ternyata, angin bukan hujan lebih berdampak kepada adanya polusi udara atau nggak. Ada Angin - (turunnya) Polusi Rendah. Tidak Ada Angin - (naiknya) Polusi Tinggi," kata Piotr.
Piotr melanjutkan secara lebih detail, impactnya angin kepada polusi udara bisa dilihat dari data Lebaran 2022 di bulan Mei kemarin. Kata dia, ada beberapa hari dimana polusinya tinggi sesudah banyak orang mudik.
"Ini terjadi karena ada kekurangan angin, insight dari @nafasidn," ucap dia.
Piotr menuturkan jika dilihat WFO, dimana WFO artinya semua orang ke kantor naik kendaraan dan fix polusi udaranya tinggi.
Baca Juga: Anak Jokowi, Gibran Rakabuming Dipertimbangkan PDIP Maju Pilgub DKI Atau Jateng di 2024
Logikanya kata dia dengan WFH terbalik, artinya tak ada mobil dan tak ada polusi. Namun saat PPKM Darurat terjadi kenaikan polusi udara PM2.5.
Ia mengungkapkan data dari Nafas, secara rata-rata di Jabodetabek, terjadi kenaikan polusi udara Particulate Matter 2.5, atau PM2.5 sebanyak 12 persen di waktu PPKM darurat. Kemudian di Kuningan terjadi penambahan polusi PM.2.5 17%, penambahan polusi PM.2.5 Di Bekasi 24% dan penambahan polusi PM.2.5 Di Bogor Barat yaitu %.
"Nope. Dengan data @nafasidn bisa ngelihat bahwa PSBB tidak ada impact signifikan. Tapi kalau angin & hujan balik," ungkap Piotr.
Karena itu kata mantan CMO Go-Jek itu menyebut bahwa kembalinya aktivitas WFO saat ini, bukan alasan polusi udara yang meningkat. Pasalnya ada faktor dari luar atmosfer yang berdampak pada polusi udara
"Jadi moral of the story, WFO bukan alasan adanya polusi udara tinggi. Ada faktor yang diluar tangan kita (atmosfer) yang berdampak signifikan kepada polusi," katanya.
Sebelumnya, kualitas udara di Jakarta berada di peringkat pertama yang terburuk di dunia berdasarkan data di situs IQ Air, Senin (20/6/2022) pagi. Adapun Jakarta berada di angka 196 yakni kategori kualitas udara tidak sehat.
Berita Terkait
-
22 Jalan di Jakarta Kini Diganti Nama-nama Tokoh Betawi, Anies: Perubahan Ini Tak Menyulitkan Warga
-
Persija Harus Kehilangan Otavio Dutra Beberapa Bulan ke Depan
-
BMKG Buka-bukaan Bongkar Penyebab Buruknya Kualitas Udara di Jakarta
-
BMKG Ungkap Penyebab Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat
-
BMKG: Udara Jakarta Tidak Sehat
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial