Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Bidang Pemuda, Perempuan dan Anak, Rahayu Saraswati menyesalkan pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang terkesan menyepelekan kasus perundungan anak SD hingga bunuh diri.
Melalui berbagai pemberitaan, Uu menilai kalau tindakan perundungan yang dilakukan oleh anak-anak SD itu hanya sebatas candaan.
Wanita yang akrab dipanggil Sara itu lantas menentang perkataan Uu yang terdengar menyepelekan.
"Perundungan dalam bentuk apapun bukanlah candaan!," kata Sara yang dikenal sebagai aktivis perempuan dan anak.
"Apalagi kali ini berakibat sangat fatal-korban bunuh diri. Jadi bukan persoalan seburuk apa perundungannya tetapi bahwa perundungan itu betul terjadi," sambungnya.
Sara lantas menekankan bahwa terlepas dari betul atau tidak korban memiliki sejarah depresi atau ada tidaknya pemaksaan perkosaan terhadap seekor kucing, hal yang harus dipastikan adalah bahwa peristiwa perundungan itu nyata terjadi dan para pelaku yang melakukan perundungan dengan pengambilan video dan yang awal mula menyebarkannya jelas harus diproses secara serius.
Sara pun mengingatkan bahaya perundungan ini memiliki dampak kuat terhadap potensi kekerasan seksual. Data tahun 2022 menyatakan Jawa Barat memiliki tingkat kekerasan seksual anak dan perempuan tertinggi se-Indonesia.
Data tersebut mengindikasikan adanya ancaman serius akan potensi kekerasan seksual jika negara bersikap permisif bahkan terhadap kasus perundungan.
"Kita harus memberikan pesan jelas bahwa segala perundungan tidak bisa ditolerir," lanjutnya.
Baca Juga: WHO Asia Tenggara Ingatkan Risiko Penyebaran Cacar Monyet yang Berpotensi Meluas
Lebih lanjut ia menekankan kalau pihak keluarga maupun sekolah harus siap bertanggung jawab. Apabila terjadi perundungan, sebuah evaluasi terhadap pelaku mesti dilakukan baik di lingkungan rumah maupun sistem pengawasan di sekolah.
"Semua yang dewasa di sini tidak boleh lepas tangan. Konseling harus dilakukan bagi korban maupun pelaku dan pertimbangan atas level perundungan juga harus dilakukan guna memastikan hukumannya pun sesuai-apakah dengan community service atau terburuk dilaporkan ke kepolisian," jelasnya.
Sebagai penyintas perundungan, Sara pun menghimbau kepada semua korban perundungan untuk mengetahui bahwa mereka tidak sendirian dan untuk mencari sosok yang dapat dipercaya untuk menyampaikan apa yang mereka alami. Menurutnya sosok yang paling pas seharusnya adalah guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan) karena hal ini masuk di dalam ranah tugas pokok dan fungsinya (tupoksi).
"Keluarga dan sekolah harus siap bertanggung jawab. Jika ada perundungan, evaluasi terhadap para pelaku, baik lingkungan di rumah maupun sistem pengawasan di sekolah, harus dilakukan. Semua yang dewasa di sini tidak boleh lepas tangan. Konseling harus dilakukan bagi korban maupun pelaku. Dan pertimbangan atas level perundungan juga harus dilakukan guna memastikan hukumannya pun sesuai-apakah dengan community service atau terburuk dilaporkan ke kepolisian."
Berita Terkait
-
Prabowo Subianto Sebar 23 Ribu Paket Sembako untuk Kader Partai Gerindra Sulawesi Tenggara
-
Berbeda dengan Wagub Jabar, Ridwan Kamil Minta Pelaku Perundungan Bocah di Tasikmalaya Dikenakan Sanksi
-
Diharapkan Selesai dengan Damai, Wagub Jabar Nilai Kasus Dipaksa Perkosa Kucing Hanya Bercandaan Biasa
-
KTT Y20 Ditutup dengan Penyerahan Communiqu ke Presiden Joko Widodo
-
Pilpres 2024: Koalisi PKB-Gerindra Dinilai Lebih Unggul Dibanding KIB
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Imbas Insiden Mobil Terabas Pagar, Siswa SDN Kalibaru 01 Belajar Daring
-
RSUD Aceh Tamiang Kembali Buka, Warga Keluhkan Penyakit Kulit dan Gangguan Pernapasan Pascabanjir
-
BGN Tegaskan Mitra MBG Jangan Ambil Untung Berlebihan: Semangka Jangan Setipis Tisu!
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?