Suara.com - Pengamat Militer, Sidratahta Mukhtar, menilai tindakan TNI yang memutilasi warga Mimika, Papua terlalu berlebih.
Sidratahta khawatir tindakan tersebut malah membuat konflik antara TNI dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) makim memanas.
Pemerintah ke depan kata dia, harus mengubah pemikiran terkait anggota militer yang dikirim ke Papua, jangan sampai anggota yang terbuang dari wilayah tugas sebelumnya.
“Jadi ini perlu diperhatikan. Jangan sampai anggota militer yang dikirim ke Papua, merupakan anggota yang sebelumnya dibuang dari satuan di wilayahnya,” katanya kepada Suara.com, Selasa (30/8/2022).
Harusnya pendekatan yang digunakan untuk meraih simpati masyarakat Papua terhadap pemerintah pusat, melalui pendekatan kesehjahteraan.
Ia menilai, seseorang bisa menjadi sparatis lantaran tidak mendapatkan keadilan dalam pembangunan.
“Pembangunan tidak dirasakan karena dikorupsi oleh pejabat publik,” ungkapnya.
Militer yang ditempatkan di daerah konflik, sepatutnya bisa mengedepankan soft power.
“Hal ini untuk meningkatkan sinergi dengan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan efektifitas pembangunan daerah,” tutupnya.
Baca Juga: 7 Fakta Mengerikan Enam Prajurit TNI Jadi Tersangka Mutilasi Warga Sipil di Mimika
Informasi yang beredar menyebutkan pembunuhan dengan mutilasi dilatarbelakangi jual beli 2 senjata api yang ditawarkan dengan harga Rp250 juta.
Berita Terkait
-
Khawatir Timbulkan Gerakan Pasca Kasus Mutilasi yang Libatkan Anggota TNI di Papua, Komisi I Minta Aparat Waspada
-
7 Fakta Mengerikan Enam Prajurit TNI Jadi Tersangka Mutilasi Warga Sipil di Mimika
-
Jokowi Kembali Kunjungi Papua
-
Kunker Ke Papua, Ini Kegiatan Jokowi dan Ibu Negara Iriana
-
Enam Prajurit TNI AD Jadi Tersangka Kasus Mutilasi Dua Warga Papua
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU