Suara.com - Sederet tersangka pembunuhan Brigadir J yakni Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, hingga sopir mereka, Kuwat Ma'ruf akan diperiksa kepolisian melalui metode tes kebohongan. Adapun cara tersebut menggunakan sebuah alat poligraf atau yang sering dikenal sebagai lie detector.
"Itu namanya uji polygraph, untuk menentukan tingkat kejujuran subjek dalam memberikan keterangan," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi kepada wartawan, Selasa (6/9/2022).
Sontak, kehadiran alat tersebut memunculkan rasa ingin tahu publik terhadap seluk-beluknya hingga seberapa akurat dan efektif tes tersebut.
Berikut penjelasan apa itu lie detector dan seberapa efektifnya saat dipakai terhadap tersangka kriminal seperti Sambo cs.
Apa itu lie detector?
Lie detector atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan secara harfiah menjadi alat uji kebohongan merupakan julukan tidak resmi untuk alat polygraph.
Menurut penjelasan Psychological Bulletin, polygraph merupakan sebuah alat yang membaca kondisi fisiologis seseorang seperti tekanan darah, detak jantung, hingga proses respirasi melalui sebuah grafik.
Grafik tersebut menunjukkan beberapa informasi terkait apakah seseorang berkata jujur atau tidak menggunakan indikator tersebut. Sebab, seseorang ketika berbohong akan mengalami perubahan fisiologis yang drastis seperti jantung berdebar, rasa grogi, hingga perubahan pada pernafasan.
Berkat fungsi yang ditawarkan oleh alat polygraph, maka perangkat tersebut umumnya dipakai untuk menginterogasi tersangka kriminal agar kesaksian yang ia berikan dapat dipercaya.
Baca Juga: Putri Candrawathi Diperiksa Pakai Lie Detector, Pengamat Sebut Tidak Efektif
Mengutip informasi dari laman Net Trace, bahwa Amerika Serikat menjadi pengguna nomor satu alat polygraph dalam penegakan hukum. Kepolisian di Negara Paman Sam kerap menggunakan alat tersebut untuk menggali informasi dari para terdakwa kriminal sebagai pertimbangan pengadilan.
Anekdot soal keefektifan lie detector
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya psikologi, muncul banyak kritik terhadap penggunaan alat tersebut.
Office of Technology Assessment negara bagian Washington DC merilis sebuah penelitian yang mengkritisi penggunaan polygraph. Menurut temuan mereka, banyak terjadi margin kesalahan yang tinggi dalam penggunaan polygraph.
Bahkan, terkadang seseorang dapat mengelabuhi alat itu dengan berbagai cara. Seperti yang diinformasikan sebelumnya, tes polygraph membaca kondisi fisiologis seseorang. Sayangnya, banyak cara untuk menyesuaikan kondisi fisiologis kita agar tak menunjukkan tanda-tanda berbohong.
Hal ini tercermin dalam berbagai cerita anekdot soal tes polygraph, salah satunya dari seorang pembelot CIA ke KGB, Aldrich Ames. Ames mengkisahkan bahwa dirinya mengelabuhi tim interogasi dengan mendapatkan tidur yang cukup di malam hari sebelum pemeriksaan.
Berita Terkait
-
Putri Candrawathi Diperiksa Pakai Lie Detector, Pengamat Sebut Tidak Efektif
-
Isu Perselingkuhan Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf Ditepis, Begini Soal Buktinya Kata Jenderal
-
BBM Naik, Jokowi Dituding Manfaatkan Momen Sambo Effect
-
Dua Bulan Kasus Ferdy Sambo Tak Kunjung Tuntas, Irma Hutabarat: Kepolisian Jangan Main-main!
-
5 Fakta Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran Diduga Terlibat di Kasus Ferdy Sambo
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
TAUD Rilis Data Mengejutkan: 108 Pelanggaran Hak Digital, Anak-anak Turut Jadi Korban
-
Melalui MPPDN, Mendagri Tegaskan Dukungan Terhadap Perizinan Tenaga Medis dan Kesehatan
-
Karma Instan! Viral Momen Mobil Dinas Terjebak di Jalan Rusak, Warga Cuek: Biar Merasakan
-
Sjafrie Sjamsoeddin Klaim Akan Menjabat Beberapa Bulan sebagai Menkopolkam
-
Nama Puteri Komarudin Hingga Raffi Ahmad Mencuat Isi Kursi Menpora, Ini Jawaban Bahlil
-
Sri Mulyani Nangis saat Pamit, Warganet: Enggak Perlu Kasihan, Dosanya Banyak!
-
Gibran Sambangi SBY di Cikeas, AHY: Sampaikan Selamat Ulang Tahun ke-76
-
RUU Perampasan Aset Jadi Inisiatif DPR, Menkum: Hasil Konsensus Prabowo dan Ketum Parpol
-
KPK Sita Lagi Dua Mobil Mewah Terkait Noel Ebenezer, Sempat Dipindahkan Usai OTT
-
Curhat Budi Arie Usai Dicopot Prabowo: Pagi Masih Rapat di DPR, Sore Dapat Kabar Reshuffle