Suara.com - Salah satu pertanyaan besar yang belum pernah dijawab Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan dengan jelas adalah mengenai big data.
Kala itu Luhut mengaku memiliki big data berisi 110 juta yang disebut mendukung wacana penundaan pemilihan umum 2024.
Kekinian Luhut menyinggung lagi perihal big data tersebut ketika berbincang dengan Rocky Gerung. Akademisi yang kerap mengkritik kebijakan pemerintah itu awalnya sedikit menyentil soal politik bersih di Indonesia.
Rocky lantas mengingatkan lagi pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengaku tidak mempermasalahkan wacana dirinya menjabat selama 3 periode.
"Menurut saya, harusnya tidak diucapkan Pak Jokowi, karena beliau kepala negara. Kan Pak Jokowi tahu itu terlarang oleh konstitusi," ujar Rocky, dikutip Suara.com dari kanal YouTube RGTV channel ID, Kamis (22/9/2022).
Luhut pun membantah penilaian Rocky tersebut. Jokowi hanya membebaskan orang-orang untuk berpendapat, termasuk berwacana untuk dirinya menjabat 3 periode, tetapi bukan berarti Jokowi menyepakatinya.
"Tapi Presiden memang tidak pernah menyatakan bahwa dia mendorong ada konstitusi agar berubah, nggak pernah itu. Apa yang dia benarkan adalah kalau rakyat berdiskusi pengin 3 periode, 4 periode, atau apa, itu hak rakyat," jelas Luhut.
"Yang dulu mungkin orang ramai, saya bilang big data," lanjut Luhut. "Orang men-twist (memelintir), baca betul-betul apa yang saya sebutkan."
Luhut merasa pernyataannya mengenai keberadaan big data telah dipelintir sampai sempat memicu sejumlah mahasiswa berdemonstrasi menuntut big data tersebut dibuka.
Baca Juga: Luhut Binsar Panjaitan Sadar Diri Tak Bisa Jadi Presiden: Saya Batak dan Kristen
Padahal, menurutnya, kala itu Luhut hanya menyebutkan perihal adanya orang-orang yang membicarakan wacana perpanjangan periode pemerintahan Presiden Joko Widodo hingga penundaan pemilu 2024.
"Saya bilang big data yang ada itu menggambarkan seperti ini, bahwa ada keinginan rakyat itu begini (ingin agar pemilu ditunda)," lanjutnya.
Big Data Kembali Mengemuka saat Ramai Bjorka
Viralnya hacker Bjorka beberapa waktu lalu membuat sejumlah kasus lawas kembali diungkit publik. Mulai dari tewasnya aktivis HAM Munir Said Thalib hingga desakan untuk Bjorka membuka beberapa hal termasuk big data Luhut.
Salah satu yang mendesaknya adalah politikus Gerindra, Arief Poyuono. Lewat cuitannya, Poyuono mendesak Bjorka untuk membuka big data yang diklaim dikuasai Luhut.
"Coba Bjorka bisa engga ngehack big datangnya Pak Luhut Panjaitan... yang katanya masyarakat pingin Kangmas @jokowi lanjut 3 periode," kata Poyuono menantang Bjorka.
Luhut Sebelumnya Selalu Menolak Membuka Big Data
Desakan agar big data dibuka terus mengemuka sejak isunya pertama kali berembus bulan April 2022 lalu. Isu ini turut menjadi salah satu yang diprotes mahasiswa saat demonstrasi besar pada 11 April 2022.
Kendati demikian, Luhut selalu berkelit saat diminta membuka big data. "Kamu tidak berhak juga menuntut saya. Saya punya hak untuk bilang enggak," tegas Luhut ketika menemui massa demonstran.
Tag
Berita Terkait
-
Luhut Binsar Panjaitan Sadar Diri Tak Bisa Jadi Presiden: Saya Batak dan Kristen
-
Luhut Ogah Jadi Capres karena Minoritas: Kalau Anda bukan Orang Jawa Sudah Lupain Deh
-
Luhut Binsar Pandjaitan Ketawa Disebut Rocky Gerung Punya Tongkat Musa: Ya, Endak Lah
-
Luhut Pandjaitan Puji Kehebatan Rocky Gerung: Kamu Hebat Sering Kritik Saya
-
Heboh SBY Turun Gunung, Rocky Gerung: Kenapa juga PDIP Ngamuk
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama