Suara.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merealisasikan program konversi kompor elpiji ke kompor induksi atau listrik. Pilot project telah berlangsung di Surakarta, Jawa Tengah. Lantas apa perbedaan kompor elpiji versus kompor listrik, mana yang lebih hemat?
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, mengungkap bahwa konversi tersebut menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah yang biasanya mereka menggunakan elpiji bersubsidi. Langkah terbaru ini diklaim dapat membantu pemerintah dalam mengurangi sejimlaj beban subsidi dan ketergantungan akan adanya impor elpiji.
Lebih lanjut, Darmawan mengatakan jika pilot project konversi kompor yang dilakukan oleh PLN di Surakarta menyasar sebanyak 1.018 pelanggan. Dengan rincian yaitu 542 pelanggan sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sejumlah 458 pelanggan Non DTKS swrta 18 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Kompor Elpiji Versus Kompor Listrik Mana yang Lebih Hemat?
Salah satu kelebihan dari kompor listrik adalah memasak jauh lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan kompor elpiji 3 kg. Adapun penghematan energi yang akan diperoleh yaitu mencapai 10 sampai 15 persen.
Darmawan menjelaskan terkait harga keekonomian elpiji 3 kg yakni Rp 19.698 per kg. Sementara itu, pemerintah memberi harga subsidi sebesar Rp 4.250 per kg. Dengan adanya rantai pasok hingga ke masyarakat harga elpiji 3 kg sebesar Rp 5.250 per kg, sehingga pemerintah memberikan subsidi Rp 15.448 per kg.
Sementara itu, harga keekonomian listrik yang digunakan untuk kompor induksi yaitu Rp 11.792 per kg listrik ekivalen dengan rincian sekitar 7,18 Kwh. PLN telah melepas biaya listrik untuk memasak ekivalen sebesar Rp 4.550 yang dibayar oleh masyarakat. Artinya per kalori memasak daribkompor induksi dengan penggunaan kompor elpiji akan lebih hemat Rp 720.
Melalui program konversi elpiji ke kompor induksi PT PLN memastikan jika tidak akan menambah beban biaya dari masyarakat. Karena, selama ini isu yang bergulir di masyarakat yaknj dengan menggunakan kompor induksi, maka daya listrik akan bertambah atau dinaikkan beban pembayaran listriknya.
Tak hanya itu, penggunaan listrik pada program konversi elpiji ke kompor induksi tersebut, akan melewati jalur khusus yang berbe dan dengan adanya daya listrik yang terpasang oleh pelanggan, maka tidak akan menambah beban biaya masyarakat.
Baca Juga: Profil Mulan Jameela, Artis dan Politikus yang Kritik Program Kompor Induksi
Sementara Darmawan mengungkapkan, dari program konversi kompor listrik terbukti jika akan lebih menghemat APBN hingga Rp 330 miliar per tahun. PLN telah memprediksikan jika konversi akan dilakukan pada 5 juta kelompok penerima manfaat (KPM). Sehingga akan jauh menghemat APBN sebesar 5,5 triliun, dan 15,3 KPM menghemat Rp 16,8 triliun per tahun.
Nah itulah tadi informasi mengenai perbedaan kompor elpiji versus kompor listrik. Secara garis besar kompor induksi terbilang lebih hemat dibandingkan dengan kompor elpiji. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami
-
Ledakan di SMAN 72 Jakarta Lukai 39 Siswa, Enam Orang Luka Berat
-
Kasih Paham, Hidup ala ShopeeVIP Bikin Less Drama, More Saving
-
Pahlawan Nasional Kontroversial: Marsinah dan Soeharto Disandingkan, Agenda Politik di Balik Layar?