Suara.com - Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun dari kota saqez barat laut, meninggal di rumah sakit pada hari Jumat, setelah tiga hari koma. Kematiannya menjadi penyebab masyarakat Iran melakukan demonstrasi besar-besaran. Lantas, siapa Mahsa Amini?
Latar belakang peristiwa ini terjadi saat Mahsa Amini mengunjungi ibu kota Teheran bersama keluarganya. Kemudian, ia ditangkap oleh polisi moralitas karena dituduh melanggar hukum yang mengharuskan wanita untuk menutupi rambut dengan jilbab dan memakai pakaian longgar yang menutupi lengan serta kaki.
Dia pingsan setelah dibawa ke pusat penahanan untuk "dididik". Ada laporan bahwa petugas memukuli kepala Amini dengan tongkat dan membenturkan kepalanya ke salah satu kendaraan mereka. Mari kita ketahui lebih lanjut siapa Mahsa Amini dan kenapa nasibnya demikian?
Biografi Mahsa Amini
Mahsa Amini lahir pada tahun 2000. Dia juga dikenal sebagai Jina Amini. Ia lahir di Saqqez, Kurdistan, Iran. Wanita berusia 22 tahun tersebut beragama Islam. Dia belajar di salah satu sekolah menengah Saqqez.
Kerusuhan terbaru di Iran dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang wanita berusia 22 tahun yang ditahan oleh polisi moralitas negara itu pada 13 September karena diduga melanggar aturan berpakaian yang diberlakukan secara ketat. Polisi moralitas mengatakan dia mengenakan jilbabnya - atau jilbab - terlalu longgar. Iran mewajibkan perempuan untuk mengenakan jilbab menutupi rambut mereka sepenuhnya.
Amini pingsan di kantor polisi dan meninggal tiga hari kemudian. Polisi Iran mengatakan dia meninggal karena serangan jantung dan tidak diperlakukan dengan buruk, tetapi keluarganya meragukan laporan tersebut.
Pakar independen yang berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa laporan menunjukkan dia dipukuli oleh polisi moralitas. Kematiannya telah menyebabkan protes publik baik di dalam maupun di luar Iran. Kejadian ini telah dikecam oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB.
Baca Juga: Ayah Mahsa Amini: Saya Ingin Lihat Putri Saya, Tapi Tidak Diizinkan Masuk
Kronologi kematian Mahsa Amini
Saudara laki-laki Amini diberitahu bahwa Mahsa akan dibawa ke pusat penahanan untuk menjalani "kelas pengarahan" dan dibebaskan tak lama kemudian. Akan tetapi, Amini justru tiba di Rumah Sakit Kasra, di mana dia meninggal pada hari Jumat, setelah koma selama tiga hari. Dalam sebuah unggahan Instagram yang sekarang dihapus, rumah sakit mengklaim dia mati otak pada saat kedatangan.
"Resusitasi dilakukan pada pasien, detak jantung kembali dan pasien dirawat di unit perawatan intensif," tulis mereka, yang dikutip oleh The Guardian. "Sayangnya, setelah 48 jam pada hari Jumat, pasien menderita serangan jantung lagi, karena kematian otak. Terlepas dari upaya tim medis, mereka gagal, dan pasien meninggal."
Saksi mata mengklaim dia dipukuli oleh polisi patroli di dalam van, yang berniat membawanya ke pusat penahanan.
Demikian itu informasi yang dapat dikumpulkan dari siapa Mahsa Amini. Semoga cukup menerangkan.
Kontributor : Mutaya Saroh
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Tragedi Pohon Tumbang di Pondok Indah: Pemprov Gercep Siapkan Penyangga dan Pemangkasan
-
Ricuh di PN Jaksel: Polisi dan Pendukung Aktivis Khariq Anhar Saling Dorong Rebut Poster
-
Dua Pria Ditangkap Terkait Pencurian Permata Berharga di Museum Louvre
-
Mengenang Johnson Panjaitan: Kritik Keras untuk Polri dan Ingatkan 'Potong Kepalanya'
-
Jaksa Ungkap Detik-detik Kompol Yogi dan Ipda Aris Habisi Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan
-
Pramono Anung Pastikan Kasus Sumber Waras Tuntas, Siap Bangun RS Tipe A di Atas Lahan 3,6 Hektar
-
Kasus Kereta Anjlok Terus Berulang, DPR Minta Kemenhub Lakukan Audit Keselamatan Independen
-
Menhut Raja Juli Minta Maaf ke Warga Papua Usai BKSDA Bakar Mahkota Cenderawasih: Ini Jadi Catatan
-
Prabowo Tak Happy, Mendagri Setrap Pejabat Bojonegoro Gegara Realisasi Belanja Rendah: Jangan Bohong
-
Mulai Dibahas Hari Ini, DPR Berharap Biaya Haji 2026 Turun Lagi Tanpa Mengurangi Kualitas