Suara.com - Pernyataan sosok Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyinggung soal presiden dan orang Jawa dinilai rasis. Dalam kalimat tersebut, seolah-olah Luhut menarasikan bahwa presiden RI harus dari orang Jawa.
Adapun pernyataan tersebut Luhut lontarkan saat diundang oleh sosok akademisi, Rocky Gerung dalam acara di kanal Youtube miliknya.
Namun, apakah benar Luhut bermaksud demikian dalam narasinya itu?
Usut punya usut, terdapat maksud tertentu Luhut melayangkan pernyataan yang dituding rasis itu.
Namun sayangnya, publik kini melayangkan kecaman pada sosok Purnawirawan TNI tersebut atas pernyataannya itu.
Lantas, bagaimana maksud sebenarnya dari pernyataan Luhut? Simak jawabannya dalam deretan fakta berikut.
1. Kata kunci 'Rasis' jadi trending topic di Twitter
Berkat beredarnya isu pernyataan Luhut itu, kini lini masa media sosial Twitter dibanjiri oleh kata kunci Rasis. Ribuan warganet kini turut melayangkan kecaman yang menilai bahwa kata-kata yang dilontarkan oleh Menko Marves tersebut memuat rasisme.
2. Penggalan berita jadi biang kerok
Baca Juga: Dicap Merapat Kekuasaan usai Bertemu Gibran dan Luhut Pandjaitan, Rocky Gerung Ungkap Hal ini
Ternyata, penggalan berita yang diunggah ke media sosial menjadi biang kerok viralnya pernyataan Luhut tersebut. Adapun kini berbagai akun di Twitter turut membagikan ulang penggalan judul berita yang memuat narasi seperti "Luhut: Kalau bukan orang Jawa jangan harap jadi presiden."
3. Tuai kecaman publik
Sontak, warganet yang turut membaca judul berita tersebut langsung melayangkan kecaman. Bahkan salah seorang dari mereka menilai pernyataan tersebut dapat memecah belah bangsa. Warganet tersebut juga mencontohkan Habibie yang berhasil menjadi presiden namun tidak berasal dari suku Jawa.
"Rasis banget omonganmu ya, Luhut...?? Mau pecah belah anak bangsa?? BJ Habibie juga bukan orang jawa, tapi pernah jadi Presiden RI...!" kritik warganet.
"Termasuk rasis gak sih ?" komentar warganet lain.
"Saya orang jawa tapi tak setuju dengan pernyataan bapak Luhut ini. Katanya ber-Bhinneka Tunggal Ika tapi koq isinya orang Jawa tok. Payah," timpal lainnya.
Berita Terkait
-
Dicap Merapat Kekuasaan usai Bertemu Gibran dan Luhut Pandjaitan, Rocky Gerung Ungkap Hal ini
-
Usai Bertemu Rocky Gerung, Gibran Rakabuming Ungkap Banyak Sekali Insight Positif
-
Gibran Kunjungi Rocky Gerung, Sebut Tak Ada Lagi Istilah Cebong dan Kampret
-
Anak Jokowi Sambangi Rumah Rocky Gerung di Sentul Usai Kegiatan Sekolah Partai PDIP, Gibran: Main Aja
-
Gibran Rakabuming Sambangi Rocky Gerung, Sebutan Cebong dan Kampret Berakhir: Kita Saudara!
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional