Suara.com - Tingkat kepuasan publik terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah anjlok. Berdasarkan survei Nusantara Strategic Netwok (NSN), elektabilitas Anies begitu mengejutkan jelang masa jabatannya sebagai gubernur selesai.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, hasil survei tersebut mengungkap tingkat kepuasan sedang terhadap Anies dalam tingkat terendah, yakni sebesar 30,3 persen. Ini dikatakan oleh Direktur Program NSN Riandi.
Adapun jika dipantau dari hasil survei setahun terakhir, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Anies tidak pernah menembus 40 persen. Sementara sebanyak 58,8 persen merasa tidak puas dengan kinerja Anies, sedangkan sisanya sebesar 10,9 persen menjawab tidak tahu/tidak jawab.
“Menjelang lengser dari jabatan gubernur (DKI), tingkat kepuasan publik DKI Jakarta terhadap Anies berada pada titik terendah, setelah setahun terakhir selalu berada di bawah 40 persen,” kata Riandi di Jakarta pada Sabtu (24/9/2022).
Riandi menilai Anies mendapatkan persepsi buruk dari publik karena berbagai kontroversi yang muncul akibat kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, lanjut Riandi, publik juga dianggap tidak melihat keseriusan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dalam membangun Jakarta beserta merealisasikan janji-janji politiknya.
Menurutnya, apa yang dilakukan Anies selama ini hanyalah mengubah nama-nama jalan dan mengganti istilah. Anies dinilai tidak melakukan perubahan yang lebih penting.
“Yang dilakukan Anies hanya mengubah nama-nama jalan dan mengganti istilah, tanpa ada hal-hal yang lebih substantif,” kritik Riandi.
Diketahui, Anies memang mengganti puluhan nama jalan di ibu kota dengan nama-nama tokoh Betawi. Hal ini membuat banyak masyarakat setempat harus mengganti data pribadi, khususnya alamat mereka.
Baca Juga: Tak Sekadar Genit Untuk Mengusungnya Jadi Capres, Anies: Parpol Sudah Serius
Riandi sendiri menilai Anies tidak banyak melakukan pembangunan infrastruktur yang menonjol. Proyek-proyek infrastruktur di Jakarta dan sekitarnya kebanyakan dibangun oleh pemerintah pusat atau kerja sama Pemprov DKI dengan pusat.
“Yang ditonjolkan Anies adalah pembangunan kembali kampung-kampung yang sebelumnya digusur pada masa Ahok, seperti korban gusuran di Bukit Duri,” ujar Riandi.
Pada kenyataannya, warga tetap direlokasi ke rumah susun seperti yang pernah dilakukan Ahok. Anies juga hanya mengganti sejumlah istilah seperti rumah sakit menjadi rumah sehat, ulang tahun menjadi Jakarta Hajatan, hingga mengembalikan nama Batavia di kawasan Kota Tua.
Kebijakan mengubah nama-nama jalan hingga istilah itu dinilai justru membuat Anies menjadi sorotan tajam dan citranya menjadi buruk.
“Kontroversi membuat Anies sering diperbincangkan, tetapi dengan sentimen yang negatif,” jelas Riandi.
Riandi mengatakan, Anies memang melakukan pembangunan fisik berupa proyek mercusuar, yaitu sirkuit balap Formula E dan stadion internasional Jakarta (JIS). Namun, kedua pembangunan itu dinilai terlalu kental dengan nuansa politik.
Berita Terkait
-
Tak Sekadar Genit Untuk Mengusungnya Jadi Capres, Anies: Parpol Sudah Serius
-
Viral Tiga Calon Presiden 2024 Disorot Media Asing, Warganet: Prabowo Gigih Banget
-
Sering Diteriaki 'Presiden', Puan Maharani Tegaskan Pencapresan dari PDIP Tunggu Pengumuman oleh Ibunya
-
Blak-blakan Anies Ngaku Sudah Banyak Didekati Parpol Bahas Capres 2024: Sudah Serius, Nggak Ada Istilah Genit
-
Elektabilitas Mulai Merangkak Naik, Mardiono Dipercaya Bisa Bawa PPP Raih Hasil Positif di Pemilu 2024
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?
-
Beri Kontribusi Besar, DPRD DKI Usul Tempat Pengolahan Sampah Mandiri di Kawasan Ini