Suara.com - Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia terus menjadi sorotan publik, salah satunya mengenai kinerja Polri dalam melakukan pengamanan massa.
Penggunaan gas air mata secara berlebihan dituding menjadi penyebab terjadinya kepanikan massal dan berujung dengan banyak suporter yang meninggal ketika berdesakan ingin keluar dari stadion.
Bahkan media internasional ikut menyoroti kinerja kepolisian, membuat gelombang desakan agar Polri berbenah semakin besar. Namun Polri tampaknya tidak diam saja dengan seluruh pemberitaan yang ada.
Sebab lewat laman resminya, polri.go.id, kepolisian merilis pemberitaan mengenai tragedi Kanjuruhan dari sudut pandang aparat. Mereka mengklaim kerusuhan bermula dari kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Kekalahan ini mengakibatkan kekecewaan mendalam bagi Aremania, suporter Arema FC, yang kemudian disebut langsung melampiaskannya dengan tindakan anarkis.
"Menjadi tidak wajar bahkan berakibat buruk, bila kekecewaan itu dilampiaskan dengan perilaku atau tindakan anarkis. Apa lagi sampai mengejar dan mengancam para pemain. Tindakan anarkis seperti itu tidak bisa dibenarkan," tulis Polri, seperti dikutip Suara.com pada Selasa (4/10/2022). Pernyataan Polri ini telah diubah penulisannya sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Tindakan anarkis inilah yang diklaim membuat aparat mengambil langkah tegas, termasuk dengan menggunakan gas air mata untuk menghalau sebagian Aremania yang diklaim mengejar pemain Persebaya.
"Oleh karena itu wajar pula bila kemudian personel kepolisian bertindak segera untuk menghentikan aksi anarkis sebagian suporter Aremania yang meyerbu ke dalam lapangan hijau dan mengejar para pemain usai laga Arema FC kontra Persebaya," ungkap Polri.
"Polisi punya alasan juga kemudian menggunakan gas air mata untuk menghalau tindakan anarkis sebagian suporter Aremania itu, walaupun aturan FIFA melarang penggunaan gas air mata untuk menghalau tindakan anarkis para suporter di stadion," sambungnya.
Karena itulah Polri berharap masyarakat tidak hanya menyudutkan pihaknya, sebab kerusuhan bermula dari tindakan anarkis sejumlah suporter yang tidak terima dengan kekalahan jagoannya.
"Kita mesti bersikap fair play pula. Kita tidak bisa hanya menyudutkan personel polisi yang bertugas mengamankan situasi yang anarkis, walaupun menggunakan gas air mata. Perilaku anarkis para suporter juga harus menjadi titik perhatian publik," tegas Polri.
Meski diunggah pada Senin (3/10/2022) kemarin, pernyataan resmi dari Polri ini masih diramaikan dengan cercaan publik, apalagi sesudah diunggah di akun Twitter @txtdaripemerintah.
Mulai dari substansi pernyataannya yang seolah mewajarkan pemakaian gas air mata meski sampai mengakibatkan ratusan nyawa meninggal, sampai penggunaan beberapa kata dan kalimat yang tak efektif.
"Liat bahasa sama pengetikannya greget banget ya ampun," komentar warganet.
"Masih bela diri juga, hebat bener," ujar warganet.
Berita Terkait
-
Buntut Tragedi Kanjuruhan, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris Dilarang Beraktivitas di Sepak Bola Seumur Hidup
-
Mengenal Nugroho Setiawan, Satu-satunya Orang Indonesia Berlisensi FIFA Security Officer yang Kabarnya Dipecat PSSI
-
Sanksi Rp 250 Juta untuk Arema FC di Tragedi Kanjuruhan, Mengalir ke Mana Duit Denda Itu?
-
Al Jazeera menyebut tragedi Kanjuruhan sebagai 'world diedliest sporting stadium disaster' (tragedi paling mematikan dalam olahraga stadium di dunia).
-
'Apa Salah Kami?' Aremania di Kanjuruhan Sebut Tribun 13 bak Kuburan Massal
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Mau Perkuat Partai yang Dipimpin Prabowo, Budi Arie Bicara Soal Kapan Masuk Gerindra
-
Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Relawan Projo!
-
PLN Electric Run 2025 Siap Start Besok, Ribuan Pelari Dukung Gerakan Transisi Energi Bersih
-
Merapat ke Prabowo, Budi Arie Bicara Kemungkinan Jokowi Tak Lagi Jadi Dewan Penasihat Projo!
-
Hujan Lebat Iringi Megawati Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Begini Momennya
-
Usai Budi Arie Kasih Sinyal Gabung Gerindra, Projo Siap Lepas Wajah Jokowi dari Logo!
-
Beri Sinyal Kuat Gabung ke Gerindra, Budi Arie: Saya Satu-satunya yang Diminta Presiden
-
Cuma Hadir di Kongres Projo Lewat Video, Budi Arie Ungkap Kondisi Jokowi: Sudah Pulih, tapi...
-
Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan
-
Berenang Jelang Magrib, Remaja 16 Tahun Sudah 4 Hari Hilang usai Loncat dari Jembatan Kali Mampang