Suara.com - Belakangan, penggunaan paracetamol anak disoroti oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hal ini dipicu karena adanya gangguan ginjal akut progresif atipikal yang ditemukan pada sejumlah anak di berbagai daerah, dan diduga turut dipengaruhi oleh penggunaan obat jenis ini.
Parasetamol dikenal luas sebagai obat pereda nyeri yang biasa ditemukan pada obat demam, obat batuk, dan obat-obatan ringan lainnya. Pada dosis tertentu, obat jenis ini dapat membantu mengurangi rasa nyeri atau pusing yang dirasakan, sehingga seorang bisa beristirahat dengan lebih nyenyak dan pulih lebih cepat.
Seruan IDAI Terkait Penggunaan Paracetamol Anak
Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan bahwa pemerintah idealnya menghentikan terlebih dahulu penggunaan obat paracetamol sirup pada golongan usia anak-anak, sebelum berhasil mengidentifikasi penyebab gangguan ginjal akut progresif atipikal yang terjadi ini.
Ada kecurigaan produk obat sirup dengan kandungan paracetamol ini terkontaminasi zat tertentu, yang dapat menjadi pemicu utama dari penyakit tersebut.
Ia juga menyarankan penyelidikan lebih lanjut guna memastikan produk obat sirup yang beredar di Indonesia, khususnya produk untuk anak-anak, agar diteliti dan diketahui kandungannya. Jangan sampai kasus yang terjadi di Gambia, Afrika, juga terjadi di Indonesia.
Dalam siaran langsung di Instagram resmi @idai_ig hari Selasa, 18 Oktober 2022 lalu, ia mengungkapkan, ‘Kemarin rapat bersama Pak Menkes, kita harapkan, kita hindari dulu penggunaan obat paracetamol sirup, belajar dari kasus Gambia. Sambil kita cari buktinya di Indonesia benar tidak ada [kaitan dengan obat], seperti itu,’.
Sebenarnya, Bagaimana Aturan Pakai Paracetamol untuk Anak?
Dosis paracetamol untuk anak ini akan disesuaikan dengan berat badan dan usianya. Pada situs alodokter.com, informasi yang disampaikan adalah sebagai berikut.
Baca Juga: Satu Kasus Gagal Ginjal Akut Ditemukan di Banyumas, IDAI Masih Lacak Penyebabnya
- 3 hingga 5 kg pada usia 0 sampai 3 bulan, dosisnya adalah 40 mg atau 1,25 ml
- 5 hingga 8 kg pada usia 4 sampai 11 bulan, dosisnya adalah 80 mg atau 2,5 ml
- 8 hingga 11 kg pada usia 12 sampai 23 bulan, dosisnya adalah 120 mg atau 3,75 ml
- 11 hingga 16 kg pada usia 2 sampai 3 tahun, dosisnya adalah 160 mg atau 5 ml
- 16 hingga 22 kg pada usia 4 sampai 5 tahun, dosisnya adalah 240 mg atau 7,5 ml
- 22 hingga 27 kg pada usia 6 sampai 8 tahun, dosisnya adalah 320 mg atau 10 ml
- 27 hingga 32 kg pada usia 9 sampai 10 tahun, dosisnya adalah 400 mg atau 12,5 ml
- 33 hingga 43 kg pada usia 11 sampai 12 tahun, dosisnya adalah 480 mg atau 15 ml
- 43 kg ke atas pada usia 13 tahun ke atas, dosisnya adalah 640 mg atau 20 ml
Manfaat dan Efek Samping
Secara umum, manfaat yang dimiliki paracetamol adalah untuk meredakan rasa nyeri. Misalnya, sakit kepala, sakit gigi, sakit punggung, nyeri haid, atau nyeri yang berhubungan dengan demam atau tidak. Pada anak-anak, nyeri akibat flu atau penyakit lain dapat diredakan, selama dosis dan penggunaannya tepat.
Umumnya paracetamol tidak memiliki efek samping yang terlalu berat. Jika menimbulkan efek samping, hanya terbatas pada sakit perut, mual, muntah, dan gangguan ringan lain. Namun pada orang yang memiliki alergi, efek sampingnya akan lebih berat, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, dan terjadinya pembengkakan pada wajah dan bibir.
Itu tadi, sedikit informasi mengenai paracetamol anak yang belakangan banyak menjadi bahasan. Jelas, artikel ini sifatnya hanya sebatas pengetahuan saja, dan sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter kepercayaan Anda untuk memahami manfaat, dosis, dan efek sampingnya secara lengkap.
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Bus Rombongan FKK Terguling di Tol Pemalang, 4 Orang Tewas!
-
3 Fakta Kereta Purwojaya Anjlok di Bekasi, Jalur Terblokir Sejumlah KA Terdampak
-
Bukan Cuma Mesin EDC, KPK Kini Juga Bidik Korupsi Alat Pengukur Stok BBM di Kasus Digitalisasi SPBU
-
Kerajaan Thailand Berduka: Ratu Sirikit Meninggal Dunia di Usia 93 Tahun karena Komplikasi Penyakit
-
Tragis! Mulut Asem Mau Nyebat, Pegawai Warkop di Kebon Jeruk Tewas Tersetrum Listrik
-
PDIP Gaungkan Amanat Bung Karno Jelang Sumpah Pemuda: Indonesia Lahir dari Lautan, Bukan Tembok Baja
-
Heboh Polisi di Bali Terlibat Perdagangan Orang Modus Rekrut Calon ABK, Begini Perannya!
-
Umrah Mandiri: Kabar Baik atau Ancaman? Ini Kata Wamenhaj Soal Regulasi Baru
-
Sempat Digigit Anjing, Mayat Bayi di Bukittinggi Tewas Termutilasi: Tubuh Terpotong 3 Bagian!
-
Bahlil 'Dihujat' di Medsos, Waketum Golkar Idrus Marham: Paradoks Demokrasi