Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta seluruh apotek untuk menghentikan sementara penjualan obat cair seperti paracetamol sirup ataupun jenis obat sirup lainnya, karena dicurigai menjadi penyebab utama kasus gagal ginjal akut misterius pada anak. Lantas apa obat penurun panas selain paracetamol sirup?
Adapun himbauan penghentian penjualan obat cair tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 yang mengatur tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak.
Selain itu, Kemenkes juga menghimbau para nakes untuk sementara waktu tidak meresepkan obat dalam bentuk cair. Hal ini diberlakukan setelah muncul dugaan paracetamol sirup yang mrngandung dietilen glikol dan etilen glikol menjadi salah satu penyebab maraknya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak di Indonesia.
Padahal selama ini paracetamol sirup menjadi obat yang kerap digunakan untuk mengatasi kondisi anak yang demam, batuk dan pilek. Namun saat ini orang tua dihimbau untuk tidak menggunakan dulu paracetamol sirup yang mengandung bahan-bahan tersebut sebagai mencegah kasus gagal ginjal akut misterius pada anak.
Berdasarkan data yang dihimpun dari website resmi Kemenkes, kasus gagal ginjal akut musterius yang menyerang anak usia 6 bulan hingga 18 tahun semakin meningkat dalam dua bulan terakhir. Terhitung per 18 Oktober 2022 aada sebanyak 206 kasus gagal ginjal akut misterius yang telah dilaporkan. Dari jumlah tersebut kebanyakan didominasi oleh anak usia 1 sampai 5 tahun.
Sementara, angka kematian kasus gagal ginjal akut misterius tersebut mencapai 99 anak. Dari jumlah ini, angka kematian pasien gagal ginjal akut misterius pada anak yang dirawat di RSCM sebanyak 65 persen.
Cara Menangani Anak Demam
Atas larangan penggunaan Paracetamol sirup dari Kemenkes itu, kini para orang tua tidak boleh sembarangan memberikan obat ketika anak panas. Sebagai orang tua, sebaiknya mempelajari dahulu beberapa cara menurunkan demam pada anak, agar bisa sesegera mungkin dapat ditangani. Karena penurun demam juga bisa dilakukam secara alami tanpa penggunaan obat yang dapat dilakukan di rumah.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua dalam mengatasi demam tinggi pada anak secara alami dan bahkan bisa dilakukan di rumah dikutip dari Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Menkes Tarik Penjualan Obat Sirup, Ketahui 4 Cara Atasi Batuk Pilek Anak Tanpa Obat
1. Meminta anak supaya minum banyak cairan
Ketika anak demam, pastikan jika orang tua untuk senantiasa memenuhi kebutuhan cairannya agar tidak dehidrasi. Akan tetapi terkadang meminta anak untuk minum air putih menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Oleh sebab itu, para orang tua dapat melakukan beberapa cara lain agar selalu mencukupi kebutuhan cairan anak seperti:
- Memberi anak kaldu ayam hangat
- Jus buah
- Popsicle (bahan popsicle boleh dari buah yang dibekukan)
2. Beristirahat penuh
Beristirahat penuh dinilai sebagai cara ampuh untuk mengatasi demam pada anak. Anak yang demam akan disarankan untuk beristirahat hingga demamnya mereda. Namun terkadang sulit untuk membuat anak mau beristirahat. Maka sebagai orang tua cobalah untuk membacakan cerita atau melakukan permainan ringan yang menyenangkan di kasur supaya anak bisa beristirahat dengan cukup.
3. Mandi air hangat
Mandi air hangat dapat dijadijan obat ketija anak sedang demam. Karena, air hangat secara efektif dipercaya bisa menurunkan demam. Namun jika anak tidak mau mandi, maka kita bisa memberikannya kompres hangat di bagian kening untuk meredakan demam si kecil.
Berita Terkait
-
Fakta Etilen Glikol, Zat Kimia Berbahaya Picu Gangguan Ginjal Akut, Ternyata Bahan Produksi Bola Bowling
-
Mengenal Etilen Glikol, Biang Kerok Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak?
-
Obat Anak yang Mengandung Dietilen Glikol dan Etilen Glikol, WHO: Penyebab Gagal Ginjal Akut
-
Obat Sirup India Jadi Biang Kerok Kematian 70 Anak, Aktivis: Kasus Serupa Rutin Terjadi
-
99 Anak Indonesia Meninggal Gegara Gangguan Ginjal Akut, Penyakit Apa Sih Itu dan Bagaimana Gejalanya?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?