Suara.com - Peristiwa main hakim sendiri yang dilakukan oleh sejumlah perwira kepolisian terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara. Bripda Tito Tampubolon bersama sejumlah rekannya menganiaya seorang perawat Rumah Sakit Bandung, Minggu (6/11/2022) lalu.
Menurut Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, peristiwa itu dipicu karena Bripda Tito tak terima disebut sekuriti oleh satpam Rumah Sakit Bandung.
Kombes Hadi mengatakan, peristiwa itu bermula ketika Bripda Tito pergi meninggalkan barak untuk mabuk-mabukan dan bermain perempuan.
Ketika itu, ia sempat mampir ke Hotel Oyo dan memesan dua kamar. Kamar pertama diisi oleh Brika Tito untuk tidur bersama kekasihnya yang diketahui bernama Debby Hutapea.
Kamar satu lagi diisi oleh teman perempuan Bripda Tito lainnya yang bernama Ayu J Tambunan dan Iten, di mana mereka merupakan perawat di RS Bandung.
Pintu kamar yang kedua itu lalu dikunci oleh Bripda Tito dari luar. Alasannya kedua temannya itu sedang mabuk dan dikhawatirkan berbuat onar.
Rencana Bripda Tito untuk tidur dengan kekasihnya buyar, karena dua teman perempuan Bripka Tito yang lainnya merasa disekap di kamar hotel tersebut.
Ayu lalu menghubungi rekannya sekuriti RS Bandung, meminta tolong untuk mengeluarkannya dari kamar hotel tersebut.
Disinilah awal mula peristiwa pengeroyokan tersebut. Saat berusaha mengeluarkan Ayu dari kamar hotel, rekan Ayu dari RS Bandung yang berjumlah empat orang sempat cekcok dengan Bripka Tito.
Ketika itulah satpam RS Bandung tersebut menyebut Bripda Tito sekuriti.
"Hasil pemeriksaan yang dilakukan, keterangan yang diberikan itu ada bahasa atau kata-kata dari seseorang sekuriti atau perawat rumah sakit itu bahwa 'Samanya kita sekuriti, samalah kita sekuriti'," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi.
Perkataan itu membuat Bripda Tito emosi karena diangap sebagai sebuah penghinaan. Ia langsung mengadukan hal tersebut kepada rekan polisi seangkatannya melalui grup WhatsApp.
Lalu Bripka Tito dan 7 orang temannya mendatangi RS Bandung untuk mencari satpam yang yang telah menyebutnya sebagai sekuriti.
Penyerangan terjadi dua kali
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, penyerangan terhadap pegawai RS Bandung terjadi dengan dua gelombang.
Tag
Berita Terkait
-
Cerita Ketua RW Usai Anak Kiai Dianiaya Satpam Stasiun Duri: Korban Disekap Dari Dini Hari, Baru Paginya Dilepas
-
Pengakuan Ismail Bolong Soal Setor Miliaran ke Petinggi Bareskrim, Kompolnas Bakal Koordinasi dengan Irwasum
-
Anggap Perang Bintang Tidak Ada, DPR Justru Soroti Kerusakan Sistem Polri hingga Singgung Peran Tito dan Idham Azis
-
BREAKING NEWS: Kantor Pusat PT Pertamina Patra Niaga Digeledah Polisi
-
Viral Mobil Dinas Polisi Tabrak Lari Pengendara Motor, Tinggalkan Korban Yang Terkapar di Jalan, Netizen: Oknum Lagi
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau