Suara.com - Duta Piala Dunia 2022 Qatar yang menyebut homoseksualitas tanda "kerusakan pikiran" adalah "berbahaya dan tidak bisa diterima", kata organisasi Human Rights Watch.
Mantan pemain timnas Qatar, Khalid Salman, mengatakan ke penyiar stasiun televisi asal Jerman, ZDF, bahwa orang-orang LGBTQ+ yang menghadiri turnamen tersebut harus "menerima aturan kami".
Di Qatar yang mayoritas penduduknya beragama Islam, homoseksual adalah hal yang ilegal lantaran dianggap tidak bermoral menurut hukum Syariat Islam.
Baca juga:
- Piala Dunia 2022: 'Hak asasi manusia berlaku universal' - asosiasi sepak bola Eropa kritik FIFA yang meminta peserta Piala Dunia Qatar 'fokus pada sepak bola'
- Piala Dunia 2022: Bagaimana Qatar memperlakukan pekerja stadion?
Dalam sebuah wawancara Khalid Salman berkata: "[Homoseksualitas] itu haram. Anda tahu apa artinya haram?"
Dan ketika ditanya mengapa hal itu haram, dia menambahkan: "Saya bukan seorang Muslim yang taat, tetapi mengapa itu haram? Karena merusak pikiran."
Wawancara itu merupakan bagian dari film dokumenter yang disiarkan pada Selasa (08/11), namun dihentikan dengan cepat oleh seorang staf resmi Piala Dunia yang mendampingi proses wawancara tersebut.
Rasha Younes, peneliti senior soal hak-hak LGBT di organisasi Human Rights Watch mengatakan:
"Ucapan Khalid Salman bahwa ketertarikan sesama jenis tanda kerusakan pikiran adalah berbahaya dan tidak bisa diterima.
Baca Juga: Eks Kapten Barcelona Carles Puyol Minta Maaf Melucu di Tweet Pengakuan Homoseksual Iker Casillas
"Kegagalan pemerintah Qatar untuk melawan informasi palsu seperti ini memiliki dampak signifikan pada kelompok LGBT di Qatar, mulai dari memicu diskriminasi dan kekerasan terhadap mereka.
"Bahkan bisa memaksa orang-orang melakukan praktik konversi seperti ruqyah yang didukung negara."
Belakangan muncul kekhawatiran soal bagaimana komunitas LGBTQ+ diperlakukan di Qatar.
Pasalnya hubungan sesama jenis dan tindakan yang disebut mempromosikan hubungan sesama jenis bakal dikriminalisasi sesuai dengan hukum yang berlaku seperti denda sampai hukuman mati.
Sebelumnya negara tuan rumah Piala Dunia 2022 telah menyatakan "semua orang dipersilakan" untuk mengunjungi negaranya menonton pertandingan. Qatar juga mengeklaim tidak akan ada yang didiskriminasi.
Namun, Kepala Eksekutif Piala Dunia 2022 Qatar, Nasser al Khater mengatakan, pemerintah tidak akan mengubah undang-undang soal homoseksualitas seraya meminta pengunjung "menghormati budaya kita".
Tak cuma soal LGBTQ yang menjadi sorotan, Qatar juga dikritik atas catatan terkait hak asasi manusia dan perlakuannya kepada pekerja migran.
Adapun FIFA baru-baru ini menulis surat ke negara-negara yang berlaga di Piala Dunia, meminta mereka untuk "fokus pada sepak bola" ketimbang membangun narasi yang kontroversi atas kompetisi ini.
Surat itu, yang ditanda tangani Presiden FIFA Gianni Infantino, dikritik oleh pegiat dari Human Rights Watch, Amnesty International dan komunitas LGBTQ+ di Inggris dan Wales.
Sementara 10 asosiasi sepak bola Eropa, termasuk Inggris dan Wales mengatakan "hak asasi manusia bersifat universal dan berlaku di mana saja."
Tapi Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL) berkata, sudah waktunya untuk menghentikan narasi-narasi yang kontroversi.
Kelompok kampanye LGBTQ+, All Out, meminta FIFA untuk "mengakhiri kebisuan dan kemunafikan" mereka menyusul ucapan Khalid Salman.
Dalam aksi protes di luar museum FIFA di Zurich, juru bicara dari All Out, mengatakan:
"Ini terjadi beberapa hari setelah All Out dan komunitas lain memberikan kesaksian dari kelompok LGBTQ+ di Qatar terkait penculikan, penahanan paksa, penyiksaan dan praktik konversi yang berlangsung dalam beberapa pekan terakhir.
"Namun presiden FIFA Gianni Infantino masih menyebut bahwa semua orang akan disambut di Piala Dunia.
"Dengan dua minggu tersisa sebelum dimulai pertandingan, inilah saatnya bagi FIFA untuk berhenti berpaling dan mengambil tanggung jawab.
"Sudah waktunya bagi FIFA untuk mengakhiri kebisuan dan kemunafikan. Saatnya hak asasi manusia didahulukan dari keserakahan. Dunia sedang memperhatikan."
Baca juga:
- Piala Dunia 2022 Qatar: Akomodasi mulai dari kamar hotel, kamar di kapal pesiar hingga tenda di gurun ditawarkan dengan tarif tinggi tapi jumlahnya belum mencukupi
- Piala Dunia Qatar 2022: Panduan dan jadwal pertandingan lengkap
Organisasi Human Rights Watch baru-baru ini merilis sebuah laporan yang menyebutkan bahwa pasukan keamanan Qatar terus menangkap warga gay, lesbian, dan transgender.
Terkadang memaksa mereka untuk menjalani terapi konversi.
Pemerintah Qatar mengatakan laporan itu berisi tuduhan palsu.
Direktur Komunikasi dan urusan eksternal di organisasi hak-hak LGBTQ+, Stonewall, Robbie de Santos berkata hak asasi manusia "diabaikan dan tidak dihargai".
Berbicara kepada BBC World Service's Sport Today, dia menambahkan:
"Mengejutkan dan mengecewakan pihak berwenang Qatar telah memberikan jaminan kepada PBB dan badan multilateral lainnya soal menghormati hak asasi manusia selama turnamen Piala Dunia dan berkomitmen untuk kemajuan sosial. Tapi apa yang kita saksikan adalah komitmen itu tidak dijalankan.
"Itulah mengapa sangat penting bagi kita semua untuk mendengarkan, mengikuti pertandingan, juga mengetahui bahwa sepak bola benar-benar permainan semua orang. Bahwa kita semua bebas berbicara."
BBC Sport sudah menghubungi FIFA dan panitia penyelenggara Piala Dunia untuk memberikan tanggapan.
Berita Terkait
-
Sepak Terjang Jurgen Klinsmann, Pelatih Baru Timnas Korea Selatan
-
Mimi Peri Ternyata Ada di Kamar Messi saat Bintang Argentina Tidur Keloni Piala Dunia
-
Fernando Santos Mundur, Jose Mourinho Bakal Calon Pelatih Baru Timnas Portugal 2023?
-
Lautan Manusia di Buenos Aires Rayakan Trofi Juara Piala Dunia 2022
-
7 Momen Deepika Padukone Buka Trofi Piala Dunia, Didampingi Mantan Kiper Timnas Spanyol Iker Casilas
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Dokter Tifa Bongkar Cuitan Akun Fufufafa Soal 'Lulusan SMP Pengen Mewah': Ndleming!
-
Mardiono Tinggalkan Arena Muktamar Usai Disoraki, Agus Suparmanto Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP
-
Peringati Hari Sungai Sedunia, BRI Peduli Ajak Generasi Muda Jaga Ekosistem Sungai dan Lingkungan
-
Eks Wali Kota Semarang Hadiri Pernikahan Anak Meski Masih Dipenjara, Kok Bisa?
-
Anak Menkeu Purbaya Sindir Outfit Orang Miskin yang Ingin Terlihat Kaya