Suara.com - Ganjar Pranowo sempat dipanggil PDI Perjuangan karena pernyataannya soal siap menjadi calon presiden 2024. Meski demikian dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah itu, tetap tak terbendung.
Terbaru kelompok yang mengatasnamakan Pemuda Nasional Deklarasi Ganjar Pranowo atau Pendekar bersama Barisan Ibu-ibu Pendukung Ganjar Pranowo (Binar) mendeklarasikan Ganjar sebagai calon presiden.
Terkait teguran kepada Ganjar, tidak terlalu diambil pusing, mereka bahkan berkirim surat kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk memberi restu.
Koordinator Pendekar, Mandela Sinaga menyatakan deklarasi mereka merupakan hak demokrasi sebagai warga negara untuk menyampaikan aspirasinya, mengenai sosok yang tepat memimpin Indonesia menggantikan Presiden Joko Widodo.
"Dalam demokrasi, kita bebas untuk menyampaikan aspirasi. Mudah-mudahan semangat-semangat kepemudaan dan perempuan yang merasa dapat diakomodir suaranya untuk dapat ditampung aspirasinya," kata Mandela di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (10/11/2022).
Mereka mengaku, memutuskan mengusung Ganjar sebagai calon presiden dilakukan setelah melewati proses kajian-kajian.
"Kami melakukan kajian diskusi untuk mencari siapa sosok yang paling pas untuk menjadi penerus perjuangan. Kami merasa sah-sah saja dalam perjalanan demokrasi kita menyuarakan aspirasi-aspirasi. Sah-sah saja jika kami membawa dari golongan pemuda dan perempuan untuk mendeklarasikan Ganjar," ujarnya.
Menurut mereka, Ganjar layak menjadi calo presiden karena sejumlah prestasinya selama memimpin Jawa Tengah di bidang reformasi birokrasi, pembangunan, kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Karenanya guna mendapat restu dari Megawati, petinggi partai yang menaungi Ganjar mereka berkirim surat.
"Meminta dengan hormat kepada Ibu Megawati Soekarnoputri, Ibu bangsa kami, agar memberikan restu kepada kader terbaiknya, Ganjar, untuk meneruskan wisdom Ibu Megawati Soekarnoputri untuk memimpin bangsa ini," isu surat kepada Megawati.
Dalam surat, mereka menyadari tanpa dukungan Megawati ke Ganjar, harapan mereka menjadi Ganjar sebagai presiden tidak akan terwujud tanpa restu sang petinggi PDIP.
"Namun demikian, masa depan kader potensial yang memiliki kecenderungan survei tertinggi ibu tersebut sangat bergantung pada keputusaan Ibu Megawati Soekarnoputri."
Mereka meyakini Megawati memiliki kemampuan untuk menentukan kader partainya yang layak diusung sebagai calon presiden.
"Kami percaya Ibu Megawati Soekarnoputri mampu mengeluarkan keputusan dengan bijaksana dan senantiasa mempertimbangkan aspirasi akar rumput dalam memutuskan siapa yang akan didapuk sebagai capres pada pemilu 2024."
Ganjar Ditegur PDIP
Pasca pernyataan Ganjar Pranowo dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi swasta beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa dirinya siap maju menjadi calon presiden pada Pilpres 2024 berujung teguran dari internal PDIP.
Sanksi itu berupa teguran lisan. Ketua DPP PDIP bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun menjelaskan, bahwa Ganjar telah memberikan klarifikasinya soal ucapan siap nyapres tersebut.
Ia menyebut, dalam ucapan Ganjar itu dinilai memang tidak melanggar apa pun aturan partai, namun ucapannya menimbulkan multitafsir
Tadi dia sudah sampaikan, dan setelah kami menilai dari aturan-aturan organisasi, meskipun beliau tidak melanggar aturan organisasi tapi pernyataan ini menimbulkan multitafsir di publik," kata Komarudin usai pertemuan klarifikasi di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/10) lalu.
Kendati begitu, kata Komarudin, bidang kehormatan DPP PDIP tetap menjatuhi sanksi kepada Ganjar. Hanya saja sanksi itu hanya berupa teguran lisan saja.
"Supaya keadilan di partai itu ditegakkan kepada seluruh anggota dari Sabang sampai Merauke, maka kami, saya sampaikan jatuhkan sanski sanksi teguran lisan kepada Pak Ganjar Pranowo sebagai kader," ungkapnya.
Komarudin menilai alasan dijatuhi sanksi tersebut, lantaran Ganjar dinilai bukan merupakan kader baru di PDIP. Sebagai kader senior Ganjar diminta lebih berdisiplin.
Tag
Berita Terkait
-
Andai Saja Demokrat dan PKS Saling Mengalah, Koalisi Perubahan Tak Perlu Batalkan Deklarasi Capres-Cawapres
-
Bongkar Isi Pertemuan di Kertanegara, Gerindra Pastikan Tak Ada Sikap Dukung-Mendukung Antara Relawan Jokowi dan Prabowo
-
Jokowi Dinilai Kurang Etis Urusi Capres: Kadang Ganjar, Kadang Prabowo, Kadang Airlangga
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?
-
Aktivis '98: Penangkapan Delpedro adalah 'Teror Negara', Bukan Kami yang Teroris