Suara.com - Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan, kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang dilaksanakan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) dapat memberikan pengaruh yang sangat luas diantarranya adalah mengatasi masalah ketahanan pangan dan inflasi di daerah.
Ikfina menjelaskan, selain kenaikan harga BBM, salah satu faktor terjadinya inflasi adalah harga bahan makanan pokok (volatile foods) yang fluktuasinya tinggi, seperti cabe rawit.
"Jadi cabe rawit merupakan komponen pembentuk angka inflasi yang sangat besar karena pas murah bisa murah sekali kalau lagi mahal bisa lebih mahal dari daging sapi," jelas Ikfina saat menghadiri kegiatan Pemberdayaan KWT dalam rangka peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, yang diinisiasi oleh Dinas Pangan Dan Perikanan (Dispari) Kabupaten Mojokerto.
Asal tahu saja, acara tersebut diikuti sedikitnya 250 peserta KWT. Pada momen itu, Ikfina mengungkapkan, mulai Maret tahun 2022, Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan seluruh kepala daerah se-Indonesia terkait dengan ancaman inflasi. Kekhawatiran terkait ancaman inflasi tidak hanya di Indonesia, tetapi secara global.
"Sekarang sudah bukan November tinggal satu bulan lagi tahun 2022 berakhir. Ternyata inflasi khususnya di Kabupaten Mojokerto mengalami inflasi lebih dari 5 persen, itu adalah pada akhir bulan September dan tentunya faktor utamanya adalah kenaikan harga BBM. Tetapi alhamdulillah ternyata akhir Oktober Inflasi kita turun menjadi 4 persen, artinya bahwa kita masih dalam kondisi yang bisa dikatakan stabil," imbuh Ikfina saat berada di Pasar Rakyat Mojo Kembangsore Park.
Pada kesempatan tersebut, Ikfina mengapresiasi kepada para petani, para KWT, serta kelompok-kelompok tani lainnya yang telah berpartisipasi melakukan kegiatan penanaman dan terus memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah dengan program P2L maupun pemanfaatan lahan kosong. Dimana itu dijadikan tempat penanaman bahan pangan, hal tersebut akan menjadi suatu support sistem yang sangat baik terhadap ketahanan pangan.
Untuk mendukung pemberdayaan para kelompok KWT dalam menyukseskan program P2L, Maka, Bupati Ikfina meminta kepada seluruh kepala desa untuk mendukung hal tersebut dengan penggunaan 20 persen dari dana desa yang harus digunakan untuk ketahanan pangan.
"Karena sampai saat ini penerjemahan pemanfaatan 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan ini masih sangat bervariasi. Maka saya minta tolong fokusnya untuk ketahan pangan ini memanfaatkan lahan-lahan diluar lahan pertanian," ucapnya.
Contohnya, lanjut Ikfina, di Kabupaten Mojokerto fluktuasi harga cabai sangat tinggi. Ketika 50 persen masyarakat menanam cabe sendiri, tentu ini akan memberikan support yang sangat baik. Sehingga ini akan membantu menurunkan harga cabe ketika harga cabai lagi naik maupun turun.
Baca Juga: Kakek-kakek Cabuli hingga Hamil ABG 15 Tahun di Mojokerto, Satu Ditahan, Satu Buron
"Jadi masalah inflasi ini tidak hanya tergantung pada ketersediaan barang secara fresh tetapi juga bagaimana sosial budaya masyarakat dalam memanfaatkan komoditi tersebut di dalam konsumsi sehari-hari," bebernya.
Lebih jauh Ikfina menjelaskan, salah satu faktor terkendalinya inflasi di Indonesia karena memiliki tanah yang subur sehingga bisa ditanami bahan-bahan pangan yang butuhkan.
"Makanya kita syukuri, disyukurinya tidak cukup dengan alhamdulillah tetapi harus dengan tindakan nyata yang produktif bagaimana betul-betul kita memanfaatkan karena kalau pekarangan rumah dimanfaatkan betul untuk ditanami bahan-bahan pangan maka tidak hanya masalah ketersediaan bahan pangan yang bisa kita wujudkan tetapi juga keindahan bisa kita wujudkan," ujarnya.
Ikfina juga mengajak agar masyarakat menjadikan makanan-makanan yang dihasilkan oleh tanah Mojokerto sebagai primadona kembali, seperti makanan olahan dari dari beras, ketan, serta singkong yang dapat menjadi tepung beras, tepung ketan, tepung maizena, dan tepung tapioka.
Karena dapat mempertahankan dan meningkatkan ketahanan pangan di wilayah masing-masing serta pada saat ini Indonesia masih mengimpor gandum sebagai bahan utama dari tepung terigu.
"Nah silahkan menjadikan makanan-makanan yang bahan dasar ini asli tumbuh dari tanah kita ini untuk menjadi favorit," jelasnya.
Berita Terkait
-
Malang hingga Sidoarjo Alami Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Mojokerto Turut Antisipasi
-
Penutupan Majafest 2022 Tampilkan Pagelaran Seni Budaya dan Ekonomi Kreatif
-
Kelompok Wanita Tani Lampung Tengah Ekspor 10.500 Tanaman Hias ke Turki
-
Lestarikan Adat Istiadat, Bupati Mojokerto Hadiri Ruwat Agung Patirtan Jolotundo
-
Pemkab Mojokerto Jaga Tradisi Ruwat Agung Nuswantara, Ikfina: Pusaka Banyak Mengandung Makna Filosofi
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Rp51 Triliun, AHY: Fokus Utama Pulihkan Jalan dan Jembatan
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
PSI Tapsel Salurkan Bantuan ke Sangkunur, Sejumlah Desa Masih Terisolasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup