Suara.com - Bakal calon presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan mengungkap fakta mengejutkan seputar dirinya. Pengakuan ini seputar masa kecilnya yang tidak bisa membaca ataupun menulis saat duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Anies mengisahkan masak kecilnya ini saat hadir sebagai pembicara dalam kuliah pakar di Universitas Muslim Indonesia (UMI) pada Sabtu (10/12/2022).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku tidak bisa membaca ataupun menulis saat memasuki bangku SD. Kala itu, usianya menginjak 7 tahun.
"Saya masuk TK (Taman Kanak-kanak) usia empat tahun, masuk SD di (usia) 7 tahun. (Saya) masuk SD tidak bisa baca tulis," cerita Anies seperti dikutip dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Sabtu (10/12/2022).
Tak sampai di situ, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini juga blak-blakan membongkar masa kecilnya yang hanya suka bermain-main, bukannya belajar.
"Jadi saya tiga tahun TK. Pas masuk di SD tidak bisa baca tulis. Selama tiga tahun (saya) tidak belajar hanya bermain dan bermain," kenang Anies.
Bukan tanpa alasan Anies menceritakan kisah ini. Ternyata, ia ingin menyoroti kecenderungan orang-orang, baik orang tua maupun guru TK yang kerap khawatir jika murid tidak bisa membaca saat memasuki SD.
Anies pun memberikan wejangan. Menurutnya, hal tersebut wajar dan tidak perlu dikhawatirkan oleh orang tua. Terlebih sampai berpikir sang anak tidak akan punya masa depan jika saat TK belum bisa menulis.
"Sementara kita saat anak kita masih TK dan tidak bisa menulis, kita khawatir. Takut (anak) tidak punya masa depan," ucap Anies.
"Saya selalu sampaikan kepada guru TK maupun orang tua, jangan khawatir ketika anaknya di TK tidak bisa nulis. Saya sampai SD tidak bisa nulis," tandasnya.
Berita Terkait
-
Pemprov DKI Luruskan Soal Heru Budi Disebut Naikkan Gaji Tenaga Ahli Susun Pidato Hingga Rp 29,05 Juta
-
Jurnalis Perempuan di Makassar Diduga Dilecehkan Pengawal Anies Baswedan
-
Pengawal Anies Baswedan Diduga Lecehkan Jurnalis di Makassar, Ini Kronologinya
-
Wow! Pembuat Naskah Pidato Gubernur Jakarta Digaji Rp 9,4 Juta, Analis Kebijakan Rp 19,65 Juta Perbulan
-
Turun Mobil, Anies Baswedan Disambut Emak-emak Dan Disoraki Presidenku
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah