Suara.com - Petugas Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat memeriksa seorang wartawan gadungan dan anggota intelijen Polri karena diduga melakukan pungutan liar di kawasan Gili Trawangan, Meno, dan Air (Tramena).
Kapolres Lombok Utara AKBP I Wayan Sudarmanta menjelaskan bahwa pemeriksaan itu dilakukan sebagai tindak lanjut penangkapan berdasarkan informasi dari korban.
"Keduanya diamankan berdasarkan pengaduan salah satu korban, yakni salah seorang manajer hotel di Gili Meno," kata Sudarmanta pada di Mataram pada Kamis (15/12/2022).
Pelaku yang mengaku sebagai anggota intelijen Polri itu berinisial DA (32) sementara wartawan gadungan itu bernisial BU (31).
"Mereka ini warga lokal, warga Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara," ujarnya.
Korban menjelaskan bahwa dua pelaku yang memainkan profesi sebagai anggota intelijen Polri dan wartawan itu diduga melakukan pungli di sejumlah hotel di kawasan Gili Tramena.
"Dalih DA yang mengaku sebagai intelijen Polri ini akan melakukan pendataan terkait izin minuman beralkohol, dia beraksi dengan ditemani rekannya BU yang mengaku sebagai wartawan," ucap dia.
Dengan dalih demikian, lanjut dia, kedua pelaku meminta sejumlah uang kepada korban.
"Dari pemeriksaan sementara, ada salah satu korban yang memberikan Rp500 ribu dengan menggunakan amplop putih. Itu sudah kami amankan sebagai barang bukti," ucapnya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Intel, Istilah yang Viral Setelah Kontributor TV Dilantik Jadi Kapolsek
Lebih lanjut, dalam proses pemeriksaan ini pihak kepolisian masih mengamankan kedua pelaku di Polres Lombok Utara.
"Karena penangkapan Rabu (14/12) sore. Jadi, pemeriksaan terhadap kedua pelaku kini masih berjalan," ujar dia. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Mengenal Apa Itu Intel, Istilah yang Viral Setelah Kontributor TV Dilantik Jadi Kapolsek
-
Berantas Pungli di Jalanan, Ganjar Dapat Dukungan dari Komunitas Supir Truk di Banten
-
Heboh Mantan Wartawan Jadi Kapolsek di Blora, Polda Jateng Benarkan Iptu Umbaran Pernah Ditugaskan Menjadi Intelijen
-
Korupsi Hingga Pungli di Jateng Diberantas Lewat Sistem Pengawasan MCP
-
Ketua Komnas HAM Puji Kejagung dalam Perkara Peniai dan Abepura
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara