Suara.com - Pemerintahan baru yang dipandang sebagai pemerintahan paling ekstrem kanan dalam sejarah Israel telah disepakati, memastikan Benjamin Netanyahu kembali berkuasa.
Netanyahu, yang memenangkan pemilu pada November, siap menjalani masa jabatan keenamnya sebagai perdana menteri.
Koalisinya terdiri dari partai-partai berhaluan kanan, termasuk yang pemimpinnya pernah dihukum karena rasisme anti-Arab.
Dalam spektrum politik, istilah "kanan" biasanya digunakan untuk menggambarkan pandangan politik yang cenderung lebih konservatif dan nasionalis.
Warga Palestina khawatir pemerintah baru juga akan memperkuat cengkeraman Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.
"Saya telah berhasil [membentuk pemerintahan]," kata Netanyahu dalam sebuah twit, hanya beberapa menit sebelum tengah malam waktu setempat (05.00 WIB), tenggat yang ditetapkan oleh Presiden Israel, Isaac Herzog.
Pemerintahan baru akan menggantikan pemerintahan saat ini yang berhaluan kiri-tengah ("kiri" biasanya menggambarkan pandangan politik yang cenderung lebih egaliter, mendukung kesetaraan sosial).
Diperkirakan, pergantian akan terjadi pada pekan depan.
Para mitra koalisi Netanyahu menolak gagasan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina —formula perdamaian yang membayangkan negara Palestina merdeka di Tepi Barat bersama Israel, dengan Yerusalem sebagai ibu kota bersama mereka.
Padahal, formula ini telah mendapat dukungan internasional.
Pemimpin partai Zionisme Religius, yang bermitra dengan dua partai ekstrem kanan lainnya, memenangkan jumlah kursi terbesar ketiga di knesset (parlemen), ingin Israel mencaplok Tepi Barat dan telah diberi kekuasaan luas atas aktivitasnya di sana.
Israel menduduki Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza dalam perang pada tahun 1967.
Lebih dari 600.000 pemukim Yahudi sekarang tinggal di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.
Permukiman yang mereka tinggali dianggap ilegal menurut hukum internasional, namun Israel membantahnya. Israel mengeluarkan pemukim dan pasukannya dari Jalur Gaza pada tahun 2005.
Politikus oposisi Israel, serta jaksa agungnya, telah memperingatkan bahwa reformasi yang direncanakan oleh pemerintah yang akan datang - termasuk memberikan hak kepada anggota parlemen untuk membatalkan keputusan Mahkamah Agung - dapat merusak demokrasi Israel.
Para mitra koalisi juga telah mengusulkan reformasi hukum yang dapat mengakhiri persidangan yang sedang dijalani Netanyahu atas atas tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Netanyahu membantah semua tuduhan tersebut.
Oposisi Israel dan kelompok-kelompok hak sipil telah menyatakan kekhawatiran khusus atas masuknya sayap kanan dalam pemerintahan baru.
Pemimpin partai Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi) Itamar Ben-Gvir terkenal dengan komentar anti-Arab dan pernah menyerukan pelonggaran aturan tentang kapan pasukan keamanan dapat melepaskan tembakan saat menghadapi ancaman.
Pernah dihukum karena menghasut rasisme dan mendukung organisasi teror, dia akan menjadi menteri keamanan nasional dengan wewenang atas polisi di Israel dan Tepi Barat.
Mitra sayap kanan lainnya dalam pemerintahan, Avi Maoz dari partai Noam yang anti-LGBT.
Partai ini telah menyerukan agar acara Parade Gay di Yerusalem dilarang. Mereka juga tidak menganggap perempuan harus punya kesempatan yang sama dengan laki-laki di militer.
Selain itu, Avi Maoz ingin membatasi imigrasi ke Israel menjadi hanya bagi orang Yahudi menurut interpretasinya yang kaku dari hukum Yahudi.
Sebaliknya, Netanyahu menuduh para kritikus menyebarkan ketakutan dan berjanji untuk mempertahankan status quo.
"Saya akan memegang erat kemudi dengan dua tangan," katanya kepada penyiar AS NPR pekan lalu .
"Saya tidak akan membiarkan siapa pun melakukan apa pun terhadap kelompok LGBT atau menolak hak-hak warga negara Arab kami atau semacamnya, itu tidak akan terjadi. Dan waktu yang akan membuktikannya."
Berita Terkait
-
Tak Hanya Dunia Islam, Israel Pun Kasih Dukungan untuk Maroko: Kita Semua Orang Maroko!
-
Bendera Palestina Terus Berkibar! Timnas Maroko Bawa Kegembiraan dan Persatuan di Negeri Timur Tengah
-
Presiden Xi Jinping: China Dukung Palestina Merdeka
-
Momen Umat Islam di Palestina, Indonesia hingga Mesut Ozil Rayakan Kemenangan Maroko
-
5 Aksi Viral Maroko di Piala Dunia 2022: Surga di Telapak Kaki Ibu hingga Bendera Palestina
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!