Suara.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kini tengah diterpa angin kontroversi terkait dengan pembangunan Masjid Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat.
Adapun diketahui masjid yang memiliki gaya arsitektur megah tersebut dibangun menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sehingga memicu pertentangan dari publik.
Ridwan Kamil berkelit saat jawab kritik soal pembangunan Masjid Al Jabbar
Masyarakat kini turut melayangkan kritik ke sosok politisi sekaligus arsitek tersebut terkait dengan kebijakan membangun masjid menggunakan dana APBD.
Salah satu kritik yang kebetulan dijawab oleh sang gubernur yakni dilayangkan oleh seorang pengguna akun akun Twitter bernama @Outstandjing yang berpendapat bahwa dana APBD tidak seharusnya digunakan sebagai kepentingan kelompok tertentu.
"Bikin mesjid itu perbuatan mulia, dengan berwakaf jadi amal jariyah. Tapi kalau mesjid pakai dana APBD? Pembayar pajak itu berbagai kalangan. Akad bayar pajak BUKAN akad wakaf. Kalau di agama Islam, tidak sembarang dana bisa dipakai untuk Mesjid!" bunyi cuitan akun @Outstandjing pada Minggu (1/2/2023).
Pria yang memiliki julukan Kang Emil tersebut akhirnya menjawab dengan berkelit bahwa pembangunan rumah ibadah menggunakan APBD sudah lumrah terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Terlebih, Emil memaparkan bahwa tak jarang pembangunan demikian berawal dari permintaan publik.
"Karena selama ini Masjid Raya Provinsi mengkudeta masjid Agung Kota Bandung. Dan itulah yang kami lakukan: memenuhi dan membangun aspirasi rakyat," kata Ridwan Kamil.
Kang Emil mencontohkan beberapa pembangunan rumah ibadah dengan APBD, seperti contohnya Masjid Istiqlal dan sebuah Pura di Bali.
Baca Juga: Pro Kontra Pembangunan Masjid Al Jabbar, Bolehkah Pakai APBD?
Jawaban Kang Emil dinilai blunder
Alih-alih meredakan suasana, jawaban Kang Emil tersebut malah membuat situasi semakin panas. Bahkan, dalih Kang Emil dinilai blunder oleh beberapa pihak.
Salah seorang warganet mengkritik bahwa langkah sang gubernur menunjukkan dirinya tak memprioritaskan isu lain yang lebih penting seperti kemiskinan dan minimnya akses pendidikan.
"Kang nuhun, si akang di sini sepertinya cuma mempertanyakan prioritas pembangunan bukan masalah boleh atau tidak boleh bangun masjidnya. Misal masih banyak orang yang kesulitan akses pendidikan, air bersih, transportasi umum, apakah layak kita memilih untuk memprioritaskan pembangunan rumah ibadah?" komentar warganet.
"Ya betul penggunaan dana adalah aspirasi masyarkat. Berarti mayoritas masyarakatnya masih belum sadar pentingnya transportasi publik. Bukannya saya mengesampingkan masjid ya, tapi miris aja lihat transportasi publik di Jabar amburadul," ujar lainnya senada.
Warganet lain juga menagih janji Kang Emil membenahi jalur transportasi yang kini malah ditinggal membangun masjid.
Berita Terkait
-
Pro Kontra Pembangunan Masjid Al Jabbar, Bolehkah Pakai APBD?
-
Ridwan Kamil Disentil Sana-sani Soal Pembangunan Masjid Al-Jabbar, Jhon Sitorus: Gimana Persoalan Gereja?
-
Naik Rp 1,8 Triliun, Realisasi Pendapatan DKI Jakarta pada 2022 Sebesar Rp 67,3 Triliun
-
Selain Al Jabbar, Ini 3 Masjid Rancangan Ridwan Kamil yang Tak Kalah Ikonik
-
Tak Mau Mega Proyek Miliaran Ridwan Kamil Jadi Tempat Mesum, Barang-barang Ini Bakal Dipindahkan jika Tak Ada Aktivitas Perdagangan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres