Suara.com - Presiden Jokowi terhitung sudah empat kali melempar sinyal reshuffle Kabinet Kerja Indonesia Maju.
Santernya isu reshuffle itu pun terjadi usai deklarasi Anies Baswedan sebagai capres dari Partai NasDem.
Dilihat dari tayangan Kompas TV, Jokowi menyinggung soal reshuffle pada tanggal 13 Oktober 2022.
Lalu pada tanggal 23 Desember 2022, Jokowi menjawab 'mungkin' ketika ditanya mengenai isu reshuffle. Terbaru, Jokowi hanya mengatakan 'tunggu saja' pada tanggal 2 Januari 2023 dan berkata 'besok' pada tanggal 5 Januari 2023.
Kendati demikian, Jokowi tak menjawab pasti kapan waktu ia akan merombak kabinet, meskipun sudah terhitung 4 kali menjawab mengenai isu reshuffle.
Di sisi lain, suasana panas dingin terasa di antara PDIP dan NasDem yang saling melempar sindiran.
Sejumlah politisi PDIP turut menanggapi isu reshuffle tersebut. Sekjen PDIP Hasto Kristianto menyampaikan bahwa reshuffle perlu pertimbangan yang matang.
Hasto menyampaikan PDIP sudah memberikan pandangan atau masukan kepada Jokowi untuk mengambil keputusan.
Selain itu, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat sempat menyoroti kinerja menteri NasDem hingga menyebut layak dievaluasi.
Baca Juga: PDIP Diminta Tak Ngotot Soal Sistem Proporsional Tertutup, Dinilai Cuma Menguntungkan Partainya
Menurut Djarot, NasDem akan terlihat lebih 'gentle' jika menteri-menterinya mengundurkan diri dari kabinet. Hal itu dinilai Djarot karena menteri NasDem tidak cocok dengan kebijakan Jokowi.
"Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul, akan lebih baik itu menteri-menterinya lebih baik mengundurkan diri. Itu lebih gentle," kata Djarot.
Tak tinggal diam, sejumlah politisi NasDem pun turut menanggapi balik soal isu reshuffle yang menyasar menteri dari partainya.
Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate menegaskan keputusan ada di tangan Jokowi dan jangan sampai ada presiden dadakan atau mempengaruhi presiden.
Sementara itu, pengamat politik Adi Prayitno menilai isu reshuffle itu membuat Partai NasDem tak nyaman dan dilematis.
"Sebenarnya tentu tidak nyaman terus menerus diminta gentleman untuk mundur dari koalisi ini, karena bagi NasDem koalisi dengan Jokowi itu sampai tanggal 20 Oktober 2024 bukan sampai tanggal 7 ataupun 8 Januari 2023," jelas Adi.
Berita Terkait
-
PDIP Diminta Tak Ngotot Soal Sistem Proporsional Tertutup, Dinilai Cuma Menguntungkan Partainya
-
Dukung Pembangunan IKN Nusantara, PM Malaysia Anwar Ibrahim: Bisa Berikan Manfaat ke Sarawak dan Sabah
-
Keras! Rocky Gerung Sebut Jokowi Khianati Megawati Gegara Dukung Ganjar hingga Jadi Boneka Oligarki
-
Jan Ethes Asyik Main Basket sama Paspampres, Warganet: Hiburan Jokowi
-
Terbongkar! Niat Terselubung Reshuffle Kabinet Jokowi, Anies dan NasDem Bisa Dapat Durian Runtuh?
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal