Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengamati situasi di Papua pasca adanya aksi teror yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua beberapa waktu lalu. Komnas HAM meminta kepada aparat keamanan untuk tidak menggunakan kekuatan yang berlebihan supaya tidak membuat takut warga di sana.
"Komnas HAM meminta tiap pihak kelompok pihak bersenjata, aparat untuk menghindari adanya kekerasan apalagi konflik bersenjata," kata Ketua Komnas HAM RI, Atnike Nova Sigiro melalui video yang dikutip Sabtu (14/1/2023).
Akibat adanya aksi teror dari KKB dengan cara membakar sekolah, kantor dukcapil hingga menembaki pesawat, ratusan warga Oksibil memutuskan untuk mengungsi ke Sentani. Bahkan salah satu pengungsi mengaku merasa ketakutan karena mendengar suara tembakan setiap harinya.
Atnike berharap TNI/Polri bisa memberikan rasa aman bagi para pengungsi untuk kembali ke rumahnya.
Selain itu, Komnas HAM juga menyoroti eskalasi kekerasan yang terjadi pasca penangkapan tersangka kasus suap dan gratifikasi, Lukas Enembe beberapa hari lalu.
"Kami meminta semua pihak untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan konflik dan kekerasan di Papua semakin meluas," ujarnya.
Atnike menyebut kalau Komnas HAM mengecam tindakan perusakan fasilitas umum. Komnas HAM meminta seluruh pihak untuk tidak menyebar informasi provokatif yang bisa memunculkan sentimen negatif dan memperkeruh keadaan.
Selain itu, Komnas HAM juga meminta kepada aparat keamanan untuk tidak menggunakan kekuatan yang berlebihan.
"Secara khusus kami meminta aparat keamanan untuk tidak menggunakan kekuatan yang berlebihan dalam penanganan aksi massa dan mengedepankan langkah humanis sesuai prinsip HAM."
Baca Juga: Siapa Anton Gobay? Pilot WNI Beli Senpi Ilegal Buat KKB Papua, DItangkap di Filipina
Berita Terkait
-
Setiap Hari Ketakutan Dengar Suara Tembakan, 155 Warga Oksibil Mengungsi ke Sentani
-
Lukas Enembe Tetap Diperiksa Meski Ngaku Sakit, KPK: Kami Punya Dokumen Kesehatannya
-
KPK Pastikan Lukas Enembe Bisa Dijenguk, Tapi Ada Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi
-
Makin Berat! KPK Buka Peluang Jerat Lukas Enembe dengan Pasal Pencucian Uang
-
Bakar Sekolah hingga Tembaki Pesawat, Dua Pimpinan KKB Tengah Dikejar TNI-Polri
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti