Suara.com - Mantan Wali Kota Blitar, Samanhudi Anwar ditangkap oleh Tim Jatanras polda Jatim pada hari Jumat (27/1/2023) atas kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso. Ia langsung ditetapkan sebagai tersangka.
Samanhudi diduga menjadi otak di balik perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso pada 12 Desember 2022 lalu.
Penangkapannya tentu begitu mengejutkan, mengingat Samanhudi baru saja bebas bersyarat dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA Sragen, Jawa Tengah pada 10 Oktober 2022 atas kasus suap proyek infrastruktur di Blitar.
Samanhudi sebelumnya ditangkap oleh KPK lewat operasi tangkap tangan (OTT). Ia kemudian divonis 5 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Surabaya dan denda sebesar Rp 500 juta karena terbukti menerima suap Rp 1,5 miliar dari proyek pembangunan SMPN 3 Blitar.
Mulanya Samanhudi ditahan di Lapas Sidoarjo, tetapi kemudian dipindahkan ke Lapas Blitar dan terakhir di Lapas Sragen.
Profil Samanhudi Anwar
Samanhudi lahir di Blitar pada 8 Oktober 1957. Ia tercatat menjabat sebagai wali kota di daerah tersebut selama dua periode yaitu dari tahun 2010-2015 dan 2016 sampai 2022.
Keluarga Samanhudi berasal dari Desa Alas Raje, Blega, Kabupaten Bangkalan Madura. Sama seperti kedua orang tuanya, ia dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di daerahnya.
Samanhudi tercatat pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Kedungdung, Bangkalan. Sebelum menjadi Wali Kota Blitar, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga pernah menjabat sebagai ketua DPRD Kota Blitar.
Baca Juga: Persebaya Away ke Madura United di Derbi Jatim, Aji Santoso Waspadai Semua Pemain Lawan
Periode pertamanya menjadi Wali Kota Blitar dimulai setelah ia berhasil memenangkan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Blitar pada tahun 2010, melalui dukungan PDIP dan juga PKB.
Samanhudi Anwar saat itu dipasangkan dengan Purnawan Buchori. Keduanya berhasil mengalahkan sebanyak empat pasangan kandidat lainnya, yaitu Anang Triono-Bambang Gunawan yang diusung oleh Partai Golkar, Partai Kebangkitan Nasional Ulama, dan Partai Hanura; Heru Sunaryanta-Sholih Muadi yang diusung oleh Partai Demokrat; Hendro Ermono-Azhar Anwar yang diusung oleh PPP dan PKS, dan; Zaenudin-Masrukin dari jalur perseorangan (independen).
Kemudian, periode keduanya menjabat sebagai Wali Kota Blitar dimulai sejak tanggal 17 Februari 2016. Sebagai petahana, Samanhudi dan juga pasangannya, yaitu Santoso berhasil memenangkan Pilkada Kota Blitar 2015 dengan perolehan 67.934 suara.
Kala itu, Samanhudi kembali maju di Pilkada melalui dukungan mayoritas partai politik yaitu PDIP, Partai Nasdem, Partai Gerindra, PKS, Partai Golkar, Partai Hanura, PAN, dan Partai Demokrat.
Sementara itu, kandidat pesaingnya, Mochsin-Dwi Sumardianto yang maju melalui jalur perseorangan hanya meraup sebanyak 5.683 suara dalam rekapitulasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Blitar.
Di bawah kepemimpinannya, Kota Blitar mendapatkan penghargaan sebagai kota dengan laporan keuangan terbaik di tahun 2014.
Berita Terkait
-
Persebaya Away ke Madura United di Derbi Jatim, Aji Santoso Waspadai Semua Pemain Lawan
-
Kronologi Eks Wali Kota Blitar Jadi Tersangka Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar
-
Terungkap! Eks Wali Kota Blitar Samanhudi Dalang Perampokan Dibekuk Polisi
-
Tembak Mati Warga Abung Semuli, Perampok asal Ogan Ilir Ini Mati Ditembak Polisi
-
Ini Peran Eks Wali Kota Blitar dalam Perampokan Rumah Wali Kota Blitar, Ada Motif Balas Dendam
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu