Suara.com - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 meluluhlantakan Turki dan Suriah, Senin (7/2/2023). Setelah 24 jam berlalu, tercatat ada lebih dari 4.000 korban jiwa di dua negara tersebut, 2.379 di antaranya ada di Turki dengan kemungkinan jumlahnya terus bertambah.
BBC mengatakan, gempa Turki terjadi akibat tabrakan dua lempeng yakni Lempeng Arab dan Lempeng Anatolia. Turki dan Suriah berada di jalur pergerakan kedua lempeng tersebut.
Lempeng Arab bergerak ke utara dan menabrak Lempeng Anatolia. Gesekan tersebut menyebabkan dua kali gempa, pertama berkekuatan 7,8 SR dan gempa susulannya 7,5 SR.
Gesekan penyebab gempa bumi sebenarnya rawan terjadi di kawasan pertemuan antar lempeng, termasuk di Indonesia. Berjuluk negeri cincin api, Indonesia masuk dalam jalur gempa bumi dunia akibat pertemuan tiga lempeng, yakni Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Pola gempa buminya sama dengan yang terjadi di Tuki dan Suriah.
Gempa bumi berkekuatan 5,2 baru saja mengguncang wilayah selatan Lebak, Banten pada Selasa (7/2/2023) pada pukul 07.35.50 WIB menurut Siaran resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono meminta masyarakat untuk menghindari bangunan retak atau rusak akibat gempa bumi.
"Tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," kata Daryono dalam siaran pers.
Ia juga meminta masyarakat untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa.
Daryono menyatakan bahwa gempa tersebut merupakan gempa tektonik yang disebabkan oleh aktivitas lempeng Indo-Australia.
Baca Juga: Profil Christian Atsu, Mantan Pemain Chelsea Tertimbun Runtuhan Gempa Turki
Melansir situs resmi BMKG Wilayah III Denpasar, Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan menyusup ke dalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempa bumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempa bumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan ratusan ribu korban jiwa serta kerugian material, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempa bumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempa bumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Anies Baswedan Ucapkan Rasa Belasungkawa atas Gempa Turki yang Tewaskan 3.800 Orang: Seolah-Olah Terjadi di Tanah Kami!
-
Cinta Penelope Beberkan Kondisi Indah Sari dan Siti Liza yang Berada di Turki Saat Gempa
-
Turki Kembali Diguncang Gempa Dahsyat, Korban Tewas Mencapai Ribuan Orang!
-
Kakak Beradik Asal Indonesia yang Kuliah di Turki Selamat dari Gempa
-
Profil Christian Atsu, Mantan Pemain Chelsea Tertimbun Runtuhan Gempa Turki
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Menperin Dorong Industri Berubah Total, Targetnya Zero Waste dan Efisiensi Tinggi
-
Akses Bireuen-Aceh Tengah Kembali Tersambung, Jembatan Bailey Teupin Mane Resmi Rampung
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
Jadi Biang Kerok Banjir Kemang, Normalisasi Kali Krukut Telan Biaya Fantastis Rp344 Miliar
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar