Suara.com - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur (NTT) Linus Lusi menilai tidak ada masalah dari kebijakan jam masuk sekolah siswa SMA/SMK/SLB mulai pukul 05.00 WITA. Ia mencontohkan dengan aktivitas di pasar yang sudah mulai pada pukul 03.00 WITA.
Melihat budaya aktivitas pasar yang dimulai sejak dini hari, maka menurutnya tidak masalah apabila para pelajar juga dibiasakan untuk masuk sekolah di pagi buta.
"Mama-mama yang sudah tua saja jam tiga dini hari sudah bangun dan mulai aktivitas jual beli di pasar, terus anak-anak muda kalau masih tidur itu artinya kita mengalami kemunduran," kata Linus dalam keterangannya yang dikutip pada Rabu (1/3/2023).
Linus juga mencontohkan dengan sekolah asrama Katolik maupun pesantren yang memulai aktivitas pada pukul 05.00 WITA.
"Tidak ada yang salah dari kebijakan ini, karena selama ini siswa-siswi di sekolah Katolik berasrama atau sekolah Islam di pesantren sudah biasa melakukan ini," ucapnya.
Kebijakan itu bermula dari permintaan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat dalam rapat bersama para Kepala SMA/SMK/SLB Negeri pada Jumat (24/2/2023). Di sana ia meminta agar pelajar masuk pada pukul 05.00 WITA.
Menurutnya, waktu tersebut ideal kalau melihat jam tidur pelajar SMA. Kalau menurut perhitungannya, anak-anak pelajar SMA akan tidur jam 10 malam.
Setelah itu mereka bangun pukul 4 pagi dan memiliki waktu yang cukup untuk pergi ke sekolah.
"6 jam pas, jam 4 udah bangun, mandi setengah jam, setengah jam perjalanan 30 menit sampai sekolah mulai jam 5," kata Viktor dalam video yang diunggah Twitter @Trending_Issue dikutip Selasa (28/2/2023).
Baca Juga: Viral Murid SMA di NTT Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Negara Asia Tenggara Lainnya Bagaimana?
Tag
Berita Terkait
-
Heboh SMA/SMK di NTT Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Ini 4 Manfaat Belajar di Pagi Hari
-
Disuruh Masuk Jam 5 Pagi, Jam Berapa Pelajar SMA di NTT Pulang Sekolah?
-
Kritik Kebijakan Sekolah Jam 5 Pagi di NTT, Andreas Hugo Pareira: Sudah Banyak yang Menolak
-
Kritik Kebijakan Sekolah Jam 5 Pagi, Andreas PDIP: Jangan Jadikan Siswa Kelinci Percobaan!
-
Aturan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT untuk Tingkatkan Disiplin, Apa Terbukti Efektif?
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
Terkini
-
Di Bawah Presiden Baru, Suriah Ingin Belajar Islam Moderat dan Pancasila dari Indonesia
-
Prediksi FAO: Produksi Beras RI Terbesar Kedua di Dunia, Siapa Nomor Satu?
-
Biaya Sewa Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Pramono Anung Janji Tak Ada Penggusuran!
-
Swasembada Pangan! Mentan: InsyaAllah Tak Impor Beras Lagi, Mudah-mudahan Tak Ada Iklim Ekstrem
-
Indonesia Jadi Prioritas! Makau Gelar Promosi Besar-besaran di Jakarta
-
Cak Imin Bentuk Satgas Audit dan Rehabilitasi Gedung Pesantren Rawan Ambruk
-
Semarang Siap Jadi Percontohan, TPA Jatibarang Bakal Ubah Sampah Jadi Energi Listrik
-
Ragunan Buka hingga Malam Hari, Pramono Anung: Silakan Pacaran Baik-Baik
-
Skandal Robot Trading Fahrenheit: Usai Kajari Jakbar Dicopot, Kejagung Buka Peluang Pemecatan
-
Pengacara Nadiem: Tak Ada Pertanyaan Kerugian Negara di BAP, Penetapan Tersangka Cacat Hukum