Suara.com - Direktur Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana menilai perombakan kabinet atau reshuffle pasti akan terjadi. Pemicunya ialah pergantian Zainudin Amali yang memilih mundur dari Menteri Pemuda dan Olahraga atau Menpora.
Terlepas dari mencari pengganti Amali, Aditya mengatakan yang menarik disimak, yakni posisi menteri-menteri asal NasDem. Diperkirakan pada reshuffle mendatang, salah satu, dua atau bahkam tiga menteri NasDem sekaligus akan diganti.
Belakangan yang gencar diisukan reshuffle ialah Menkominfo Johnny G Plate dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Aditya melihat ada keuntungan tersendiri bagi NasDem, apabila semua menterinya didepak dari kabinet. Termasuk Menteri KLHK Siti Nurbaya.
Didepaknya NasDem dari kabinet akan memberikan ketegasan akan posisi NasDem yang di luar pemerintahan. Sebagaimana Koalisi Perubahan yang sedang dijajaki bersama dua partai oposisi, PKS dan Demokrat.
"Kalau seandinya NasDem itu dikeluarkan satu atau dikurangi satu atau dua atau bahkan semuanya, itu membuktikan bahwa nanti kesolidan dari koalisi yang mereka bangun itu akan semakin kuat, semakin jadi," ujar Aditya dalam diskusi daring dikutip dari kanal YouTube PARA Syndicate, Rabu (1/3/2023).
"Karena itu malah memperkuat narasi yang sedang mereka bangun bahwa mereka adalah antitesa dari koalisi pemerintahan Pak Jokowi," kata Aditya.
Aditya mengatakan kembali, pendepakan NasDem dari koalisi jusrru semakin menguatkan barisan koalisi NasDem bersama partai oposisi.
"Jadi itu analisanya. Kita akan menduga bahwa NasDem menjadi bagian dari sebenarnya koalisi oposisi yang selama ini dilakukan oleh Demokrat dan juga PKS aehingga kemudian dia membuat garis tegas tuh. Jadi ketika antitesanya adalah Anies yang diusung oleh tiga partai ini maka itu kemudian dianggap berbeda dengan koalisi pemerintahan," ujar Aditya.
Baca Juga: Ini yang Bikin NasDem Kepincut sama Khofifah, Ingin Jodohkan dengan Anies di Pilpres 2024
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka