Suara.com - Pengajar Sekolah Tinggi Hukum (STH) Jentera, Bivitri Susanti, punya pandangan berbeda mengenai terancamnya ruang kebebasan sipil dalam kehidupan masyarakat.
Bivitri menilai salah satu hal yang paling menentukan kebebasan sipil adalah peran serta partai politik. Sebab, Bivitri menyebut partai politik punya peran sentral dalam urusan pembentukan hukum di Indonesia.
"Kebebasan sipil itu kenapa jadi penting dalam partai politik, karena dalam soal kerangka hukum kalau bicara kebebasan sipil kan kita harus bicara aturan mainnya Undang-Undang sgala macam SKB dan lain-lain dan penegak hukumnya," kata Bivitri dalam diskusi yang digelar oleh Amensty International Indonesia di Jakarta Pusat, Selasa (28/3/2023).
Oleh sebab itu, kebijakan umum di Tanah Air otomatis sangat berpatokan dengan kepentingan partai politik. Kader-kader partai politik mengisi sejumlah jabatan di pemerintahan.
"Itu yang memegang kontrol siapa? DPR dan pemerintah. Siapa penyumbang orang-orang ke DPR dan pemerintah? Partai politik," ujar Bivitri.
Alhasil, aturan-aturan yang disusun dan diterapkan justru berdasarkan kepentingan partai politik dan bukan masyarakat.
"Nah jadi pada akhirnya kerangka hukum itu akan dipengaruhi oleh aktor-aktor itu dan penyumbang semua aktor dalam hukum dan penegakan hukum di indonesia itu partai politik," sebut Bivitri.
Bivitri kemudian mencotohkan mengenai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja atau Ciptaker yang belakangan disahkan DPR, padahal di sisi lain mendapat kritik keras tentang pembentukannya.
Meski sudah berkali-kali ditolak, bahkan sejak masih berbentuk Undang-Undang lalu digugat di Mahkamah Konstitusi, aturan tersebut tetap saja disahkan. Tak lain tak bukan, aktor di belakangnya adalah DPR yang merupakan utusan partai politik.
Baca Juga: Menakar Taji Partai Politik Berbasis Islam di Pemilu 2024
"Masyarakat sipil ini kita semua human rights defender juga melakukan protes di jalan, kritik di media sosial itu juga semua karena reaksi kebijakan yang ngaco gitu," tutur Bivitri.
"Siapa penyumbang kebijakan ngaco dan penuh benturan kepentingan itu dan menguntungkan oligarki? Lagi-lagi partai politik karena merekalah yg mampu masuk kalau dalam kajian-kajian," sambungnya.
Berita Terkait
-
Gibran Buat Survei Soal Piala Dunia U-20, Netizen Usulkan Suporter Bola Bersatu Boikot Seluruh Partai Politik di Indonesia
-
Politisi PDIP Bagi-bagi Uang di Masjid, Bawaslu Bone Surati Parpol Cegah Politik Praktis di Tempat Ibadah
-
Viral PDIP Bagi-Bagi Amplop di Masjid, Begini Tanggapan Netizen
-
Menakar Taji Partai Politik Berbasis Islam di Pemilu 2024
-
Basis Dukungan Partai Islam pada Pemilu 2024 Diperkirakan Tergerus Hingga di Bawah 20 Persen
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui