Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti menilai sistem politik Indonesia tidak ramah bagi perempuan, karena sulitnya masuk lingkaran politik bagi perempuan yang tidak menjadi bagian dari elite politik.
"Nggak banyaknya perempuan yang menonjol kecuali kalau dia bagian dari elite politik seperti Mba Puan dan seterusnya, itu memang karena sistem politik kita tidak ramah perempuan," kata Bivitri di acara diskusi yang digelar INFID di Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2023).
Dia menilai, saat ini masih sedikit tokoh perempuan yang menjadi perhatian publik menjelang Pilpres 2024.
Jika ada perempuan yang ramai dibahas publik, lanjut Bivitri, perempuan itu hanya dianggap sebagai pendulang suara semata.
"Jadi, kalau ada nama yang masuk, yang dianggapnya itu punya basis massa misalnya Bu Khofifah, dianggapnya Jawa timur itu bisa dipegang, tapi sebenernya enggak ada yang substantif," ujarnya.
Untuk itu, Bivitri menyoroti stigma atas perempuan di politik perlu dibongkar kembali.
Terlebih, dengan adanya stigma pekerjaan domestik yang kerap melekat di perempuan karena konstruksi masyarakat.
Bivitri menegaskan laki-laki dan perempuan hanya berbeda secara jenis kelamin.
Lebih lanjut, Bivitri menilai tidak ada masyarakat yang mempertanyakan kemampuan laki-laki dalam berpolitik, sehingga membuat lingkungan politik Indonesia tidak nyaman bagi perempuan.
Baca Juga: Bukan TNI atau Polisi, Kebebasan Sipil Justru 'Disumbat' Oleh Partai Politik, Kok Bisa?
"Kemudian masyarakat luas melihat kandidat caleg atau capres dia bertanya soal perempuan beli tas mahal atau tidak bisa mengurus anak," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka