Suara.com - Forum Keprihatinan Purnawirawan Perwira Tinggi TNI-Polri mengingatkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko agar tidak berperilaku serampangan.
Hal itu dikatakan oleh Ediwan Prabowo saat menyampaikan sikap mereka tentang upaya hukum Moeldoko yang melakukan Peninjauan Kembali (PK) terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat Deli Serdang.
Ediwan mengaku kecewa dengan hujatan yang diterima Moeldoko karena tindakan hukumnya disebut tidak menggambarkan kepatutannya sebagai seorang Purnawirawan Pati TNI, Jenderal TNI, mantan Kepala Staf AD, mantan Panglima TNI.
Lebih lanjut, dia juga menilai langkah hukum Moeldoko terhadap KLB Partai Demokrat bukan semata-mata hanya upaya hukum, tetapi juga caranya untuk memenuhi ambisi politik untuk merebut kekuasaan di partai politik dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan aturan.
"Kali ini, timing dan substansinya dinilai akan sangat mengganggu dan merusak nilai-nilai demokrasi menjelang pelaksanaan pesta demokrasi Pemilu 2024, sebuah hajat besar milik rakyat Indonesia," kata Ediwan di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (17/4/2023).
Sebagai sesama purnawirawan, ia tak menutupi kalau Moeldoko memiliki hak untuk terjun ke dunia politik. Tetapi dia menegaskan perlunya Moeldoko mengikuti aturan yang berlaku.
"Sebagai purnawirawan, terlebih perwira tinggi sosok jenderal, marsekal, laksamana, jangan sampai berperilaku serampangan, membuat kegaduhan dengan menginjak-injak dan mengabaikan hukum yang berlaku," ucap Ediwan.
Untuk itu, Forum Keprihatinan Purnawirawan Perwira Tinggi TNI-Polri menyampaikan aspirasi mereka perihal masalah ini ke Mahkamah Agung. Mereka meyakini Hakim Mahkamah Agung akan mengambil keputusan yang benar-benar bisa menghadirkan rasa keadilan.
"Keputusan MA diharapkan bisa dikeluarkan dalam waktu yang relatif singkat, agar tidak mengganggu proses tahapan Pemilu 2024 yang telah ditetapkan dan sedang berjalan," ujar Ediwan.
Baca Juga: CEK FAKTA: Breaking News! SBY Akhirnya Diamankan KPK
"Keputusan MA hendaknya bisa memberikan pendidikan politik kepada masyarakat yang benar, dan hendaknya pula mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan atau pengaruhnya terhadap pembinaan personil di TNI dan Polri, terutama terhadap pembinaan disiplin Prajurit, untuk selalu taat kepada peraturan dan hukum yang berlaku."
Berita Terkait
-
Dapat Kursi DPRD Jabar dari Asep Wahyuwijaya, Dede Chandra Kok Pilih Diam?
-
Mimik Muka Annisa Pohan Disorot Saat Dengar Nama Anas Urbaningrum, Keciduk Panik?
-
Bikin Heboh! Rizky Billar Dikabarkan Diam-Diam Gabung Partai Demokrat, Benarkah?
-
Lepas Jabatan DPRD Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya Beri Kursi 'Giveaway' Untuk Dede Candra
-
Anas Urbaningrum Selalu Dibenturkan dengan AHY dan SBY, Demokrat: Enggak Ada Hubungannya!
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Truk Kontainer Mogok di Tanjung Duren, Sejumlah Rute Transjakarta Pagi Ini Terlambat
-
Polda Metro Jaya Tutup UKW 2025, 77 Wartawan Dinyatakan Kompeten
-
Begini Respons Mendagri Soal Aksi Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih
-
Kepala Daerah Papua Diminta Jaga Raja Ampat, Prabowo: Jangan Sampai Dirusak Wisatawan!
-
Presiden Prabowo Sudah Teken PP, Begini Formula Kenaikan Upah 2026 yang Akan Berlaku
-
Tolak Politik Upah Murah, Puluhan Ribu Buruh Siap Kepung Istana pada 19 Desember
-
KPK Periksa Gus Yaqut soal Aliran Dana PIHK Hingga Kerugian Negara
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak